WahanaNews.co, Jakarta - Amerika Serikat (AS) geram atas sikap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikritik yang dinilai keras kepala.
Gedung Putih sedang mempertimbangkan respons terhadap tindakan agresif negara Israel yang bersikeras menyerang Rafah, Palestina.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
Presiden Amerika, Joe Biden, telah beberapa kali memperingatkan agar militer Israel tidak melancarkan serangan ke wilayah Rafah. Biden menganggap rencana Netanyahu sebagai tindakan sembrono dan tidak dapat dipercaya.
Menurut Senator AS, Chris Van Hollen, Biden tidak ingin melihat lagi terjadinya pembantaian terhadap warga sipil Palestina, seperti yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat dalam lima bulan terakhir.
Washington sedang mempertimbangkan respons, terutama anggota Kongres dari Partai Demokrat AS, mengingat tentara Israel semakin dekat untuk melakukan serangan udara terhadap wilayah selatan Gaza.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Sejak dimulainya agresi militer Israel pada 7 Oktober 2023, Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, telah menjadi satu-satunya wilayah yang aman dan dijadikan tempat perlindungan bagi ribuan warga Palestina.
Van Hollen menyatakan bahwa Presiden Biden telah berkali-kali meminta kepada pemerintahan Netanyahu untuk mengambil tindakan tertentu.
Namun, secara konsisten, Netanyahu telah mengabaikan permintaan-presiden Amerika Serikat, yang menurut Van Hollen membuat Amerika Serikat terlihat tidak efektif.