WAHANANEWS.CO, Jakarta - Bangkok menjadi pusat perhatian pada Sabtu (28/6/2025) ketika ratusan warga turun ke jalan menuntut Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mundur dari jabatannya.
Aksi ini merupakan gelombang protes terbesar sejak Partai Pheu Thai yang dipimpin Paetongtarn menguasai pemerintahan pada tahun 2023, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Baca Juga:
Detik-detik Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan Lalu Pergi Seolah Tak Terjadi Apa-apa
Kerumunan massa berkumpul di sekitar Monumen Kemenangan, ikon sejarah militer di persimpangan utama ibu kota, sambil mengibarkan bendera.
Gerakan ini diprakarsai oleh kelompok aktivis United Force of the Land, aliansi yang selama lebih dari 20 tahun konsisten menggalang aksi menentang dominasi politik keluarga Shinawatra.
Meski protes kali ini belum secara langsung menggoyahkan kursi pemerintahan, tekanan publik dari kelompok ini pada masa lalu telah berujung pada intervensi pengadilan dan bahkan kudeta militer, seperti yang terjadi pada 2006 dan 2014.
Baca Juga:
Gedung 30 Lantai Ambruk akibat Gempa Myanmar Magnitudo 7,7
Gejolak politik memuncak setelah munculnya rekaman percakapan antara Paetongtarn dan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen.
Dalam percakapan yang bocor itu, Paetongtarn terdengar menyampaikan kritik tajam terhadap militer Thailand, institusi yang memiliki pengaruh besar dan sejarah perseteruan dengan keluarganya.
Paetongtarn telah menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya tersebut.