WahanaNews.co | Militer Israel telah menggempur 150
target Hamas dan jaringan terowongan di Gaza melalui serentetan pengeboman
mematikan.
Pasukan
Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, pasukan udara dan daratnya telah
melancarkan serangkaian pengeboman.
Baca Juga:
Anggota Parlemen Israel Pimpin Penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa
Dalam
semalam, IDF telah menjatuhkan 450 rudal di Jalur Gaza hanya dalam 40 menit
pada Kamis (13/5/2021) malam waktu setempat.
Pengeboman
tersebut dianggap sebangai pengeboman terbesar hingga saat ini,
sebagaimana dilansir The Sun, Jumat
(14/5/2021).
Ketika
konflik meningkat, sekitar 160 pesawat Israel terbang bersama-sama untuk
melakukan serangan besar-besaran di Gaza.
Baca Juga:
Pejuang “The Lions Den” Tembak Mati Tentara Israel
Serangan
udara selama 40 menit tersebut adalah pengeboman terbesar Israel sejak pecahnya
pertempuran yang dimulai awal pekan ini, kata militer.
Sekitar
9.000 tentara cadangan Israel juga telah disiagakan di tengah meningkatnya
kekerasan di wilayah tersebut.
IDF telah
melancarkan lebih dari 600 serangan udara dan meruntuhkan setidaknya tiga blok
apartemen di Gaza.
Di sisi
lain, milisi Palestina di Gaza telah menembakkan sekitar 1.800 roket.
Dan, pada
Kamis (13/5/2021) malam, 220 proyektil tambahan ditembakkan ke Israel dari Gaza.
Sejauh
ini, sebanyak 119 warga Palestina dan delapan warga Israel telah tewas.
Melansir
The Sun, berikut senjata Israel yang
dipakai untuk menggempur Israel lewat serangan udara.
Jet Tempur F-35 Lightning II
Jet
tempur buatan Amerika Serikat (AS) ini berfungsi untuk melakukan misi
superioritas udara dan serangan.
F-35
juga mampu memberikan kemampuan dalam peperangan elektronik dan intelijen,
pengawasan, serta pengintaian. Jet tempur ini merupakan pesawat siluman
berkursi tunggal dan bermesin tunggal yang mampu terbang dengan ketinggian
maksimal sekitar 15.000 meter.
F-35
memiliki dua ruang senjata internal dengan total empat stasiun senjata.
Dua
stasiun tersebut dapat membawa rudal udara-ke-darat atau bom hingga 910
kilogram masing-masing dalam model A dan C, atau bom hingga 450 kg kilogram
masing-masing dalam model B.
Drone Hermes 900
Pesawat
nirawak (UAV) ini merupakan bikinan dalam negeri Israel dari perusahaan Elbit
Systems.
Drone
Hermes 900 memiliki kemampuan memiliki kapasitas angkut muatan sebesar 350
kilogram.
Melansir
situs resmi Elbit Systems, drone ini
mampu melakukan misi untuk dominasi wilayah, intelijen, pengawasan, akuisisi
target, dan pengintaian (ISTAR).
Hermes
900 juga dapat melakukan misi pendukung operasi darat dan patroli maritim.
Drone
ini juga menawarkan kemampuan untuk operasi multi-platform yang terintegrasi.
Helikopter Tempur Apache
Helikopter
Apache adalah sebuah helikopter tempur diklaim bisa beroperasi di segala cuaca.
Apache
dikemudikan oleh dua awak dan persenjataan utamanya adalah meriam kaliber 30 mm
yang terletak di bawah moncongnya.
Helikopter
ini juga bisa membawa kombinasi persenjataan lain seperti AGM-114 Hellfire dan
pod roket Hydra 70.
Angkatan
Udara Israel menggunakan helikopter Apache untuk menyerang berbagai sasaran
dengan menggunakan rudal.
Israel
menggunakan helikopter ini untuk menyerang dan menghancurkan beberapa pos
pengamat Hezbollah di Lebanon pada 1990-an.
Irone Dome
Irone
Dome alias Kubah besi sebenarnya bukanlah senjata, melainkan sebuah sistem
pertahanan udara.
Sistem
pertahanan udara ini digunakan Israel untuk menangkis setiap serangan
roket yang diluncurkan dari berbagai wilayah, termasuk dari Jalur Gaza.
Irone
Dome diklaim mampu merontokkan artileri 155 milimeter yang ditembakkan dari
jarak 4 sampai 70 kilometer.
Dikembangkan
oleh Rafael Advanced Defence Systems,
alutsista itu bisa beroperasi dalam cuaca berkabut, badai pasir, hingga hujan.
Jika
serangan terjadi, Iron Dome akan memantau pergerakannya menggunakan radar dan
memprediksi titik jatuhnya.
Pusat
kendali akan menghitung titik intersep, dan memerintahkan peluncuran sebelum
misilnya mencapai area penduduk. [qnt]