AS membentuk AUKUS — aliansi keamanan baru dengan Inggris dan Australia. Itu menjadikan Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir dari Washington. Washington juga telah meningkatkan penjualan senjata ke Taiwan, yang memodernisasi militernya dan mengembangkan apa yang disebut kemampuan perang asimetris.
2. Didukung Teknologi Militer Canggih
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Dalam Laporan Kekuatan Militer China oleh Pentagon, lebih dari 915.000 tentara tugas aktif di jajarannya. Itu lebih banyak dibandingkan jumlah tentara AS, sekitar 486.000. Mereka juga senjata berteknologi tinggi.
Pada 2019, rudal balistik antarbenua DF-41 bisa menghantam seluruh penjuru dunia. China telah menguji senjata hipersonik. Bahkan, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) menjadi angkatan laut terbesar di dunia karena kapal selamnya memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal bersenjata nuklir.
Untuk mendukung angkatan laut, China juga memiliki apa yang disebut milisi maritim, yang didanai oleh pemerintah dan dikenal sebagai "pria biru kecil", yang aktif di Laut China Selatan.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
“Kekuatan militer China telah ditingkatkan secara signifikan dengan sejumlah besar senjata baru yang ditambahkan ke gudang senjata, terutama di Angkatan Lautnya,” kata Yin. “Di situlah tentara negara menunjukkan beberapa pertumbuhan tercepatnya.”
Angkatan Udara China juga telah tumbuh menjadi yang terbesar di kawasan Asia-Pasifik dan terbesar ketiga di dunia, dengan lebih dari 2.500 pesawat dan sekitar 2.000 pesawat tempur. Mereka memiliki armada jet tempur siluman, termasuk J-20, pesawat perang China yang paling canggih. Itu dikembangkan dan dirancang secara independen untuk bersaing dengan F-22 buatan AS.
Secara global, China juga meningkatkan ekspor senjata ke negara berkembang lainnya dengan tujuan mengembangkan hubungan yang lebih hangat dengan negara sahabat di tengah persaingan regional. Menurut Stockholm International Peace Research Institute, ekspor senjata China sebagian besar dikirim ke Pakistan, Bangladesh, dan Aljazair selama dekade terakhir.