WahanaNews.co, Jakarta - Tentara Israel mengatakan direktur Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, Muhammad Abu Salmiya, ditangkap dan dibawa ke Otoritas Keamanan Israel (ISA) untuk diinterogasi pada Kamis (23/11/23).
"Hamas mencari perlindungan di rumah sakit, beberapa dari mereka membawa sandera dari Israel," kata pernyataan tentara Israel dikutip dari Al Jazeera.
Baca Juga:
Pemimpin Hamas Tegaskan Kematian Anaknya Tak Pengaruhi Perundingan Genjatan Senjata
"Temuan keterlibatannya dalam aktivitas teroris akan menentukan apakah dia akan diinterogasi lebih lanjut oleh ISA," kata pernyataan itu menambahkan.
Sementara itu Hamas mengutuk keras penangkapan Dokter RS Al Shifa Gaza Muhammad Abu Salmiya dan petugas medis dari rumah sakit dan meminta organisasi internasional untuk segera membebaskan mereka.
Penangkapan Salmiya ini terjadi setelah Israel mengepung dan menyerang Rumah Sakit Al Shifa pada pekan lalu.
Baca Juga:
Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Mencapai 32.782 Orang
Militer Israel merangsek masuk ke RS dan menginterogasi para petugas medis. Militer juga memaksa orang-orang di rumah sakit untuk melakukan evakuasi dalam waktu satu jam.
Selama pengepungan dan penyerangan ini, ada sniper atau penembak jitu yang menembaki siapa pun yang bergerak di kawasan medis tersebut.
Komunitas internasional pun ramai-ramai mengecam keras serangan yang berpotensi besar melanggar hukum humaniter internasional ini.
Salmiya, sementara itu, memutuskan tetap tinggal di RS bersama sekitar 120 pasien yang tak bisa dievakuasi karena kondisi tubuh yang tak memungkinkan. Ia sempat melaporkan bahwa rumah sakit langsung dikepung begitu para pasien dan tim medis keluar.
Serangan ini sendiri dilakukan lantaran Negeri Zionis menuding Hamas memiliki markas komando di bawah bangunan RS.
Area RS juga disebut memiliki terowongan bawah tanah yang digunakan Hamas untuk menyandera para tawanan.
Pengepungan dan serangan militer Israel di Jalur Gaza masih berlanjut, meski milisi Hamas dan Israel telah menyepakati gencatan senjata selama 4 hari.
Meski kesepakatan telah disetujui, namun waktu pelaksanaan gencatan senjata masih belum diketahui bahkan terancam molor.
[Redaktur: Sandy]