Laporan tersebut telah mendorong AS dan sekutu Eropanya Inggris, Prancis dan Jerman untuk menyusun resolusi anti-Iran, yang jika diadopsi akan mempengaruhi kerja sama Iran dengan badan nuklir PBB.
Pertemuan, yang akan berlanjut hingga Jumat, akan menentukan nasib kesepakatan nuklir Iran 2015 dan pembicaraan Wina, terutama jika badan tersebut mengadopsi resolusi yang didorong oleh AS dan E3, menurut pengamat.
Baca Juga:
AS-Israel Sepakati Deklarasi Yerusalem Demi Cegah Program Nuklir Iran
Pembicaraan maraton di Wina untuk menghidupkan kembali JCPOA saat ini terhenti karena ketidaksepakatan antara Teheran dan Washington.
Pada 25 Mei, Perwakilan Khusus AS untuk Iran Robert Malley, yang memimpin lebih dari satu tahun pembicaraan tidak langsung dengan Iran, mengatakan prospek untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 sangat "lemah".
Mantan Presiden AS, Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari JCPOA pada 2018. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.