WahanaNews.co |
Pemerintah Israel, Minggu (27/6/2021), mengatakan akan mengizinkan pengiriman
bahan bakar untuk produksi listrik ke Gaza.
Hal ini merupakan langkah
yang terbaru dari serangkaian langkah untuk melonggarkan cengkeraman yang
diberlakukan selama konflik bulan lalu.
Baca Juga:
Jokowi: Indonesia-Turki akan Terus Kerja Sama Bantu Palestina
"Keputusan itu dibuat
setelah penilaian keamanan dalam hal itu dan disetujui oleh eselon politik, dan
tergantung pada pemeliharaan stabilitas keamanan," kata COGAT, badan
militer Israel yang mengelola urusan sipil di wilayah Palestina.
Daerah kantong yang padat
itu, rumah bagi sekitar dua juta warga Palestina, telah berada di bawah blokade
Israel sejak 2007.
Bahkan, sebelum konflik bulan
lalu, pasokan listrik tidak mencukupi, dengan konsumen hanya memiliki waktu beberapa
jam untuk aliran listrik dalam sehari.
Baca Juga:
Jokowi Tegaskan Posisi Indonesia dan Yordania Sama Soal Palestina
Israel memperketat
pembatasannya pada Mei, selama konflik yang berlangsung 11 hari dengan Hamas,
kelompok Islam yang mengontrol Jalur Gaza.
Pekan lalu, Israel
memperbarui layanan pos ke wilayah itu dan mengizinkan beberapa ekspor produk
pertanian dan pakaian untuk dilanjutkan.
Israel juga memperluas zona
penangkapan ikan yang diberikannya ke Gaza, dari enam menjadi sembilan mil
laut, dan mengizinkan impor bahan baku untuk pabrik sipil yang penting.
Israel melonggarkan
pembatasan di tengah gencatan senjata yang mulai berlaku 21 Mei 2021.
Kesepakatan itu mengakhiri
pertempuran paling mematikan antara Israel dan Hamas sejak 2014.
Konflik tersebut menewaskan
260 warga Palestina, termasuk beberapa pejuang, menurut pihak berwenang Gaza.
Di Israel, 13 orang tewas,
termasuk seorang tentara, oleh tembakan dari Gaza, kata polisi dan tentara.
Gencatan senjata sebagian
besar telah dilakukan, meskipun awal bulan ini, militan Palestina menyalakan
balon pembakar untuk memicu kebakaran di lahan pertanian dan Israel
menanggapinya dengan serangan udara. [qnt]