WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pecah amarah di Israel! Rudal Iran menghantam Rumah Sakit Soroka di Beersheba, Israel selatan, Kamis (19/6/2025), memicu reaksi keras para pejabat negeri Zionis.
Namun serangan ini justru memunculkan ironi yang menggugah: Israel marah karena rumah sakitnya terkena rudal, sementara selama berbulan-bulan mereka membombardir rumah sakit di Gaza tanpa ampun.
Baca Juga:
IDF Klaim Temukan Jenazah Tokoh Hamas di Terowongan Bawah Tanah RS
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung mengancam akan membalas Iran.
“Para diktator teroris Iran menembakkan rudal ke Rumah Sakit Soroka... dan ke warga sipil di pusat negara. Kami akan membuat para tiran di Teheran membayar harga yang mahal,” ucapnya melalui platform X.
Tak kalah pedas, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir menyebut Iran sebagai “Nazi”, dan menyebut jika Teheran memiliki senjata nuklir, pasti langsung digunakan.
Baca Juga:
Israel Tembaki Warga di Dekat Pusat Bantuan Gaza, 36 Orang Tewas
“Ini adalah kampanye paling adil yang pernah dilakukan Israel dalam sejarah,” dalihnya.
Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel Miki Zohar bahkan menyentil soal moralitas.
“Rezim Iran yang jahat telah melewati setiap batas moral. Hanya sampah dunia yang menembakkan rudal ke anak-anak yang dirawat di rumah sakit dan orang tua yang sedang terbaring sakit,” tulisnya di media sosial, lengkap dengan foto kerusakan rumah sakit.
Namun tuduhan bahwa Iran sengaja menarget rumah sakit dibantah keras oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi.
Ia menegaskan rudal-rudal Iran diarahkan secara presisi ke target militer Israel. Efek ledakan ke Rumah Sakit Soroka hanyalah dampak sekunder karena lokasi rumah sakit yang dekat dengan target militer.
“Fasilitas ini terutama digunakan untuk merawat tentara Israel yang terlibat dalam Genosida di Gaza sejauh 25 mil, tempat Israel telah menghancurkan atau merusak 94 persen rumah sakit Palestina,” ujar Araghchi.
Ia menegaskan, “Rezim Israel, bukan Iran, yang memulai semua pertumpahan darah ini. Penjahat perang Israel, bukan warga Iran, yang menargetkan rumah sakit dan warga sipil.”
Serangan Terbalik Moral
Kemarahan para pejabat Israel yang mengangkat isu moral justru dianggap “menepuk air di dulang, terpercik ke muka sendiri”.
Pasalnya, Israel-lah yang selama ini menghancurkan infrastruktur kesehatan Gaza, termasuk rumah sakit dan pusat medis.
Sejak serangan militer besar-besaran ke Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, puluhan rumah sakit Palestina jadi sasaran bom dan rudal.
Bahkan, lembaga internasional seperti WHO dan PBB telah mengecam tindakan tersebut sebagai “bencana kemanusiaan sistemik”.
Di antranyam inilah daftar rumah sakit yang diserang Israel dan jumlah korban jiwa tercatat:
Al-Ahli Arab Hospital – 17 Okt 2023: 471–500 tewas
RS Indonesia – 20 Nov 2023: 8 tewas
Al-Shifa Medical Complex – Okt–Des 2023: Puluhan jenazah ditemukan
Al-Awda Hospital – 19 Okt 2024: ±33 tewas
Kamal Adwan Hospital – 27 Des 2024: 5 tenaga medis tewas
Shuhada al-Aqsa Hospital – 14 Okt 2024: 6 tewas
European Hospital – 3 Feb & 13 Mei 2025: Total 27+ tewas
Nasser Hospital – 13 & 17 Juni 2025: Total 61 tewas, ratusan luka
RS Anak: Yafa, Al-Rantisi, Al-Nasr – Des 2023–Jan 2024: Puluhan anak tewas
Rafah Aid Center – 1 Juni 2025: 32 tewas, 250+ luka
Total korban jiwa akibat serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan diperkirakan lebih dari 700 orang, belum termasuk ribuan yang terluka dan tidak mendapat perawatan layak.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]