Para pejabat pemerintah bertemu pada Rabu untuk menuntaskan penyusunan rencana "transformasi hijau".
Energi nuklir, yang sangat ditentang oleh publik setelah krisis Fukushima, kini dilihat oleh beberapa pihak di pemerintahan sebagai komponen untuk transformasi hijau.
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
Opini publik juga telah bergeser, karena harga bahan bakar telah meningkat dan awal musim panas yang amat terik mendorong seruan untuk penghematan energi.
Bulan lalu, pemerintah Jepang berharap bisa mengaktivasi kembali lebih banyak reaktor nuklir tepat waktu untuk mencegah krisis listrik selama musim dingin.
Akhir Juli 2022, Jepang memiliki tujuh reaktor yang beroperasi, dengan tiga lainnya tidak menyala karena pemeliharaan.
Baca Juga:
Pertemuan Epik Prabowo-Putin: Langkah Besar Menuju Era Baru Nuklir
Banyak lainnya masih menjalani proses perizinan di bawah standar keamanan yang lebih ketat yang diberlakukan setelah Fukushima.
Berdasarkan peraturan saat ini, Jepang seharusnya menonaktifkan pabrik setelah periode yang telah ditentukan.
Dalam banyak kasus, lama periode itu adalah 60 tahun, dikutip dari laman NBC News. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.