WahanaNews.co, Tokyo - Pemerintahan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, menghadapi goncangan usai tiga menteri dan kepala sekretaris kabinetnya mengumumkan pengunduran diri.
Langkah pengunduran diri secara massal ini terjadi ketika Kishida sedang berupaya memulihkan pemerintahannya setelah skandal korupsi besar yang melibatkan partai yang berkuasa.
Baca Juga:
Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024
Kepala Sekretaris Kabinet dan juru bicara pemerintah, Hirokazu Matsuno, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (14/12/2023).
"Mengingat berbagai tuduhan terkait dana politik yang menggoyahkan kepercayaan masyarakat terhadap politik, dan berbagai tuduhan terkait dana politik saya sendiri, saya telah mengajukan pengunduran diri," ungkap Matsuno dalam konferensi pers.
Menurutnya, posisi Matsuno akan digantikan oleh Yoshimasa Hayashi, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri hingga bulan September yang lalu.
Baca Juga:
Takumi Minamino Senang Namanya Sejajar dengan Legenda Jepang Shunsuke Nakamura
Pengunduran diri Matsuno terjadi setelah Menteri Ekonomi dan Industri, Yasutoshi Nishimura, juga mengumumkan pengunduran dirinya.
Menteri Dalam Negeri, Junji Suzuki, dan Menteri Pertanian, Ichiro Miyashita, dilaporkan telah mengajukan pengunduran diri mereka.
Selain itu, kabarnya lima wakil menteri juga akan dipecat dari pemerintahan di bawah kepemimpinan Kishida.
Michiko Ueno, yang menjabat sebagai penasihat khusus untuk Perdana Menteri Jepang, juga turut mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya.
Semua pejabat yang mengundurkan diri berasal dari Faksi Abe, dinamakan sesuai dengan nama mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang merupakan faksi terbesar dan paling berpengaruh di Partai Demokrat Liberal (LDP) yang saat ini berkuasa di Jepang.
Sebelumnya, jaksa Jepang telah memulai penyelidikan kriminal terhadap faksi tersebut atas dugaan penerimaan sekitar 500 juta yen atau sekitar Rp 54,7 miliar hasil penggalangan dana yang hilang dari rekening partai.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]