WahanaNews.co | Yunani dianggap telah melakukan "tindakan bermusuhan" dan menantang aliansi NATO dengan mengunci jet tempur Turki menggunakan rudal pertahanan udara buatan Rusia.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan hal itu pada Selasa (30/8/2022).
Baca Juga:
Sebanyak 600 Petugas Berjuang Padamkan 3 Kebakaran Hutan di Yunani
Dia ingin Amerika Serikat (AS) menanggapi tindakan Yunani tersebut. Media Turki melaporkan pesawat tempur F-16 Ankara “dikunci radar” oleh sistem S-300 Yunani. Tudingan itu dibantah Athena sebagai berita palsu.
“Yunani telah menantang NATO dan sekutunya dengan meningkatkan sikap permusuhannya, yang dimulai dengan melecehkan wilayah udara dan pesawat kami, ke tingkat penguncian radar S-300,” tegas Erdogan saat berpidato di Akademi Militer Turki di Ankara, menurut Direktorat Komunikasi Turki.
Erdogan menambahkan Turki “ingin” mendengar tanggapan AS terhadap “pelecehan” dari Yunani, yang dia gambarkan sebagai “tidak setara dengan politik, ekonomi, atau militer kami.”
Baca Juga:
Belasan Ribu Orang Dievakuasi dari Pulau Rhodes Yunani Akibat Kebakaran Hutan
Komentarnya muncul pada Hari Kemenangan, hari libur nasional yang merayakan kemenangan Turki atas tentara Yunani pada tahun 1922.
Perang tersebut menyebabkan berdirinya republik Turki dan eksodus massal orang-orang Yunani dari Asia Kecil dan etnis Turki dari Yunani saat ini.
Permusuhan timbal balik antara Ankara dan Athena berlanjut bahkan setelah kedua negara bergabung dengan NATO pada tahun 1952.
Menurut CNN Turk pada Minggu, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di Kementerian Pertahanan Turki, dua F-16 Turki beroperasi di wilayah udara internasional di atas Laut Aegea pada 23 Agustus ketika mereka dikunci oleh pertahanan udara Yunani di pulau Kreta.
Insiden itu diduga terjadi di ketinggian 3.000 meter, sebelah barat pulau Rhodes.
Sumber-sumber militer Yunani kemudian mengatakan kepada media di Athena bahwa tidak ada sistem S-300 yang diaktifkan pada hari itu, menyebut klaim Turki itu salah.
Baik Yunani dan Turki mengoperasikan S-300 buatan Rusia, salah satu sistem pertahanan udara terbaik di dunia.
Pembelian sistem itu oleh Ankara pada tahun 2020 memicu sanksi AS dan NATO terhadap Turki dan penangguhannya dari program F-35. [qnt]