WahanaNews.co | Korea Selatan alami pecah rekor soal angka kesuburan terendah di dunia pada Agustus lalu.
Negara ini memang mengalami masalah reproduksi bertahun-tahun.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Menurut data pemerintah pada 2021, tingkat kesuburan di Korsel turun 0,03 persen menjadi 0,81 persen.
Di tahun sebelumnya, Seoul bahkan mencatat lebih banyak kematian ketimbang tingkat kelahiran.
Kondisi semacam itu membuat jumlah penduduk di Korsel menurun.
Baca Juga:
Pengusaha WN Korsel Ditangkap KLHK Sulbar Soal Tambang Pasir: CV Wahab Tola Sah Punya IUP dan SHM
Untuk menjaga kestabilan populasi, satu negara harus memiliki tingkat kesuburan 2,1 persen.
Terlepas dari itu, apa saja penyebab Korsel mengalami resesi seks sehingga berkurangnya penduduk?
Ogah Berkencan hingga Nikah
Mayoritas perempuan di Korsel mengaku tak punya waktu, uang, dan kapasitas emosional untuk berkencan.
Menurut laporan The Conversation masyarakat muda Korsel saat ini disebut-sebut sebagai "generasi sampoā€¯.
Ucapan tersebut merujuk pada generasi yang menyerah terhadap tiga hal, yaitu berkencan, menikah, dan punya anak.
Asisten Profesor Sosiologi di Universitas British Columbia, Yue Qian, mengatakan 40 persen masyarakat Korsel berumur 20-30 tahun sudah berhenti berkencan.
Menurut Yue, pernikahan dan berkencan bukan menjadi priortias kalangan muda Korsel. Mereka memiliki tanggung jawab lebih banyak soal urusan rumah.
Kesulitan Ekonomi
Selain soal ogah berkencan, kawula muda Korsel juga tak mau menikah dan punya anak karena kesulitan finansial.
Banyak di antara mereka yang bekerja sebagai buruh kontrak, upah rendah, dan jaminan pendapatan.
Budaya Jam Kerja Panjang
Menurut laporan OECD, di antara anggota organisasi ini, Korsel adalah negara yang memiliki jam kerja terpanjang, demikian dikutip The Conversation.
Dalam sepekan, jam kerja bisa mencapai 68 jam. Pada 2017 lalu, rata-rata jam kerja warga Korsel bahkan 2.024 jam per tahun.
Merespons situasi tersebut, pemerintah memangkas jam kerja menjadi 52 jam. Dengan demikian warga Korsel punya kehidupan personal usai bekerja. [rgo]