WAHANANEWS.CO, Jakarta - Situasi pascakonflik di Jalur Gaza membutuhkan upaya kolektif dari komunitas internasional, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, kepada Fox News.
"Kami jelas sedang mendiskusikan situasi pascaperang di Jalur Gaza. Banyak gagasan telah muncul dari berbagai pihak, termasuk Amerika Serikat, dan kami menghargai kemitraan dengan AS dalam upaya mediasi," kata Al Ansari.
Baca Juga:
Pesan Natal Paus Fransiskus: Seruan Damai untuk Dunia yang Terluka oleh Perang
"AS, bersama kami dan Mesir, adalah mediator sekaligus pemantau implementasi perjanjian (gencatan senjata) ... Pernyataan-pernyataan ini, serta lainnya, merupakan bagian dari diskusi yang lebih luas mengenai situasi pascaperang," ujar Al Ansari melanjutkan.
"Tidak ada satu pihak pun di dunia yang bisa melakukannya (pembahasan gencatan senjata Gaza) sendiri. Ini harus menjadi upaya internasional yang dipimpin oleh negara-negara seperti Amerika Serikat agar perdamaian yang berkelanjutan dapat terwujud," ujar Al-Ansari pada Rabu (5/2/2025).
Ia menekankan bahwa terlalu dini untuk membahas situasi pascaperang di Gaza karena belum ada kejelasan mengenai bagaimana konflik ini akan berakhir.
Baca Juga:
Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Potensi Pembenaran Rusia Gunakan Senjata Nuklir
Meskipun demikian, Qatar memiliki rencana rekonstruksi sendiri yang tidak mencakup pemindahan warga Palestina dari wilayah tersebut.
Pada Selasa, Presiden AS Donald Trump menyebut Gaza sebagai "lokasi pembongkaran" dan menyatakan bahwa warga Palestina tidak memiliki pilihan selain keluar dari wilayah tersebut.
Ia juga mengusulkan agar Yordania dan Mesir menerima pengungsi dari Gaza, serta menambahkan bahwa AS akan "mengambil alih" Gaza dan bertanggung jawab atas rekonstruksi kawasan itu.