WahanaNews.co | Untuk
pertama kalinya sejak melarikan diri dari Kabul usai Taliban mengambil alih
kekuasaan, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani memublikasikan pesan video. Ghani
menuturkan dirinya ingin kembali dan menyatakan dukungan untuk perundingan
antara Taliban dengan para pejabat tinggi Afghanistan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/8/2021), kepergian Ghani
dari Kabul pada Minggu (15/8) waktu setempat telah memudahkan Taliban untuk
mengambil alih kekuasaan secara penuh. Dalam penjelasannya, Ghani kembali
menegaskan bahwa dirinya meninggalkan Kabul untuk menghindari pertumpahan
darah.
Baca Juga:
Dukungan Uni Emirat Arab untuk Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2027
Dia juga membantah tuduhan yang menyebut dirinya mentransfer
sejumlah besar uang keluar Afghanistan sebelum pergi ke luar negeri. Ghani
menuturkan kini dirinya berada di Uni Emirat Arab (UEA), yang dikonfirmasi pada
Rabu (18/8) waktu setempat bahwa dirinya ditampung di sana atas "alasan
kemanusiaan".
Dalam pesan video yang ditayangkan via akun Facebook-nya,
Ghani menjelaskan dirinya tidak berniat untuk tetap mengasingkan diri di UEA
dan mengakui kini tengah "dalam pembicaraan" untuk kembali ke Afghanistan.
Dia bahkan mengklaim dirinya sedang berupaya "menjaga
pemerintahan Afghanistan di seluruh negeri" tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga:
Uni Emirat Arab Keluar dari 'Daftar Abu-abu' FATF Setelah Reformasi Sukses
"Untuk sekarang, saya berada di Emirat agar pertumpahan
darah dan kekacauan berhenti," ucap Ghani dalam videonya.
Lebih lanjut, Ghani menyuarakan dukungan untuk perundingan
yang digelar pada Rabu (18/8) waktu setempat antara anggota senior Taliban
dengan mantan Presiden Hamid Karzai dan petinggi pemerintahan Abdullah
Abdullah, yang sebelumnya memimpin proses perdamaian yang gagal. Abdullah juga
merupakan rival politik Ghani.
"Saya ingin proses ini sukses," ujarnya.
Pada Minggu (15/8) waktu setempat, Abdullah mengumumkan
bahwa Ghani kabur dari Afghanistan dan menyebut bahwa dia akan diadili dengan
keras oleh rakyat. Namun Ghani bersikeras menyatakan dirinya pergi demi
kebaikan negaranya dan bukan untuk kesejahteraannya sendiri.
"Jangan percaya siapapun yang memberitahu Anda bahwa
presiden Anda menjual Anda dan kabur demi keuntungannya sendiri dan untuk
menyelamatkan nyawanya sendiri. Tuduhan ini tidak berdasar... dan saya
menolaknya dengan tegas," ucapnya.
"Saya diusir dari Afghanistan sedemikian rupa sehingga
saya tidak sempat mencopot sandal dari kaki saya dan memakai sepatu boots
saya," tutur Ghani, sembari menekankan bahwa dirinya tiba di UEA "dengan
tangan kosong".
Dia mengklaim bahwa Taliban tetap memasuki Kabul meskipun
ada kesepakatan untuk tidak melakukannya. "Jika saya tetap tinggal,
seorang presiden terpilih Afghanistan akan digantung sekali lagi tepat di depan
mata rakyat Afghanistan," ujarnya.
Diketahui bahwa saat Taliban merebut kekuasaan di Kabul
tahun 1996 silam, mereka menyeret mantan Presiden Mohammed Najibullah dari
kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menjadi tempat dia bersembunyi dan
menggantungnya di jalanan umum setelah menyiksanya. [rin]