WahanaNews.co, Jakarta - Politikus Donald Trump menjadi sasaran penembakan saat melakukan kampanye di Pennsylvania, Amerika Serikat pada Sabtu (13/7/2024).
Donald Trump, yang sebelumnya menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, melakukan kunjungan ke Pennsylvania untuk kampanye sebagai calon presiden dari Partai Republik.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Sambangi Gedung Putih, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik dengan AS
Selama kejadian tersebut, Trump mengalami luka di telinga. Selain itu, satu orang meninggal dan dua orang lainnya mengalami luka serius akibat penembakan tersebut.
FBI telah mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai seorang pemuda bernama Thomas Matthew Crooks, yang berusia 20 tahun dan terdaftar sebagai pemilih Partai Republik.
The New York Times juga merilis laporan serupa. Catatan keuangan kampanye di AS menunjukkan Crocks menyumbangkan dana US$15 atau sekitar Rp241 ribu ke Progressive Turnout Project pada 20 Januari 2021.
Baca Juga:
Demokrat Tuding Keputusan Biden sebagai Penyebab Kegagalan Harris Hadapi Trump
Progressive Turnout Project merupakan kelompok partisipasi pemilih liberal. Dia menyumbang melalui platform donasi Demokrat ActBlue.
Catatan waktu sumbangan itu bertepatan dengan ketika Joe Biden dilantik menjadi Presiden AS. Biden merupakan musuh Trump dalam pemilu 2020.
Melansir CNN, aparat menyebut pelaku menembak dari atap gedung dekat lokasi pidato Trump yang berjarak sekitar 120 sampai 150 meter. Dari lokasinya, pelaku melepaskan sejumlah tembakan sebelum akhirnya tewas tertembak aparat.
"Mantan Presiden Donald Trump berada sekitar 400 hingga 500 kaki (120 hingga 150 meter) dari terduga pelaku saat penembakan terjadi di kampanyenya di Butler, Pennsylvania," tulis CNN, Minggu (14/7).
FBI Sebut Upaya Pembunuhan
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) menyebut penembakan terhadap Donald tersebut merupakan percobaan pembunuhan.
Pernyataan itu terungkap dari agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor lapangan FBI di Pittsburgh, Kevin Rojek, saat konferensi pers pada Sabtu (13/7) malam.
"Malam ini, kami mengalami apa yang kami sebut sebagai percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump," kata Rojek dikutip dari CNN.
Tembakan Berkali-kali
Biro Investigasi Federal (FBI) mempertanyakan respons aparat keamanan di lokasi penembakan di kampanye Donald.
Dalam konferensi pers, Kevin Rojek, agen khusus FBI yang bertanggung jawab di kantor Pittsburgh, AS, menyatakan bahwa pria bersenjata melepaskan beberapa tembakan selama kampanye mantan Presiden Donald Trump di Butler, Pennsylvania.
Seorang reporter bertanya apakah penegak hukum mengetahui keberadaan pria bersenjata di atap ketika terjadi tembakan, dan Rojek menjawab bahwa itu adalah penilaiannya saat ini.
Dia juga menyatakan bahwa penyelidikan akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana individu tersebut dapat mengakses lokasi tersebut, dan jenis senjata yang digunakan.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutuk penembakan tersebut, menyatakan bahwa tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan semacam ini. Biden menegaskan bahwa kejadian seperti itu tidak bisa dimaafkan dan tidak boleh terjadi lagi.
Setelah insiden penembakan, Trump menyatakan bahwa dia tidak akan menyerah dan mengirim pesan singkat kepada para pendukungnya, menyatakan bahwa dia tidak akan pernah menyerah.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]