WahanaNews.co | Hungaria mengungkapkan Uni Eropa harus setop menambahkan sanksi terhadap Rusia atas serangannya ke Ukraina. Sebaliknya, perlu sesegera mungkin menggelar gencatan senjata guna memulai negosiasi.
Berbicara di sela-sela pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa yang memberikan Ukraina status kandidat untuk menjadi anggota Uni Eropa, seorang pembantu senior Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan makin banyak sanksi yang diadopsi Uni Eropa, makin merugikan blok tersebut, sementara Rusia bertahan.
Baca Juga:
Kemendag Ajak Eksportir Melek Kebijakan Karbon di Negara Tujuan Ekspor
"Pada akhirnya, Eropa akan berada di pihak yang kalah dalam perang ini karena masalah ekonomi. Rekomendasi kami adalah bahwa kami harus menghentikan proses sanksi," tutur Balazs Orban, sang ajudan kepada Reuters, Kamis (23/6/2022).
Adapun, Hungaria adalah salah satu negara Uni Eropa yang paling 'pro' Rusia, dan sangat bergantung pada gas dan minyak Rusia. Rusia juga tercatat sedang membangun reaktor nuklir untuk Hungaria.
Budapest pun telah menahan paket sanksi terbaru terhadap Moskow yang mencakup larangan impor minyak Rusia sampai ia merundingkan pengecualian untuk dirinya sendiri.
"Saat ini yang kami alami adalah makin banyak sanksi yang kami terima, makin buruk kondisi kami. Dan Rusia? Ya, itu juga menyakitkan bagi mereka, tetapi mereka bertahan dan yang lebih buruk, mereka melanjutkan di Ukraina," katanya.
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
Sejak dimulainya serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, 27 negara Uni Eropa telah menyetujui enam paket sanksi yang mencakup pembekuan aset dan larangan visa terhadap oligarki dan pejabat Rusia, kontrol ekspor, pembekuan aset bank sentral, pemutusan hubungan bank dari sistem pesan SWIFT, dan larangan impor batu bara dan minyak Rusia.
Namun, beberapa pejabat berpendapat bahwa oligarki individu dapat hidup tanpa beberapa yacht atau vila Barat mereka dan mungkin telah memindahkan aset likuid ke luar UE.
Pembekuan pada cadangan bank sentral Rusia menjadi juga tidak terlalu menyakitkan dengan miliaran dolar yang diperoleh Rusia setiap hari karena minyak dan gasnya masih mengalir ke Eropa, kata mereka.