Ini merupakan perubahan besar dari harapan yang
tinggi satu dekade lalu, ketika militer memulai transisi menuju demokrasi.
Kemudian, para jenderal membebaskan pemimpin
demokrasi Aung San Suu Kyi dan mengizinkannya mencalonkan diri serta membuka
tender energi dan telekomunikasi kepada perusahaan asing.
Baca Juga:
5 Nama Presiden Luar Negeri yang Mempunyai Darah Indonesia
Obama menanggapi perkembangan tersebut dengan
mencabut embargo perdagangan dan sebagian besar sanksi.
Tindakan yang menurut beberapa pejabat AS saat
itu, terlalu dini.
Banyak sanksi telah diberlakukan kembali sejak
kudeta.
Baca Juga:
Mengenal Puncak Becici, Hutan Pinus Lokal yang Terkenal Seantero Dunia
Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk
Tahanan Politik mengatakan, 3.431 orang telah ditahan karena menentang kudeta,
termasuk Suu Kyi, yang menghadapi dakwaan yang dapat membuatnya dipenjara
selama 14 tahun.
"Perhatian dunia harus tetap tertuju pada
Myanmar, di mana saya dikejutkan oleh kekerasan yang menghancurkan hati
terhadap warga sipil dan terinspirasi oleh gerakan nasional yang mewakili suara
rakyat," desak Obama. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.