WahanaNews.co | Kelompok milisi bersenjata Syiah dituding menjadi dalang penyerangan ke kediaman Perdana Menteri Irak, Mustafa Al-Khadimi, Baghdad, Minggu (7/11/2021).
Seorang sumber mengatakan kepada Shafaq News bahwa tiga pria yang melakukan penyerangan tersebut berasal dari satu kelompok bersenjata Syiah.
Baca Juga:
Kelompok Proksi Iran Serang Israel, Bom Target Penting
Menurut sumber itu, pemerintah Irak sepakat untuk menangkap ketiga terduga pelaku penyerangan tersebut.
Sumber itu mengatakan bahwa kesepakatan tersebut tercapai dalam pertemuan yang digelar di rumah eks Perdana Menteri Irak, Haider Al-Abadi.
Dalam pertemuan itu, turut hadir Mustafa Al-Khadimi; Presiden Irak, Barham Salih; Ketua Dewan Mahkamah Agung, Faiq Zaidan; dan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Abu Hussein Al-Hamidawi.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Sputnik News melaporkan, keputusan itu muncul usai Al-Khadimi mengatakan orang-orang di balik upaya pembunuhan terhadapnya sudah dikenal baik dan akan terungkap.
Upaya pembunuhan itu terjadi saat pesawat tak berawak berisi bahan peledak menargetkan kediaman Al-Khadimi di Baghdad pada Minggu (8/11) pagi waktu setempat. Akibat serangan itu, ia dilaporkan mengalami luka ringan.
Namun tak lama kemudian, perdana menteri itu mengaku dirinya baik-baik saja. Beberapa pasukan pengamannya juga dilaporkan terluka.
Kerusakan terjadi di beberapa bagian rumah Al-Khadimi dan kendaraan SUV-nya.
Serangan tersebut terjadi usai bentrokan antara pasukan pemerintah dan pendukung partai politik yang didukung Iran di Baghdad.
Kantor perdana menteri menggambarkan serangan itu sebagai upaya pembunuhan yang gagal. Amerika Serikat, Iran, Arab Saudi juga mengecam insiden tersebut.
"Para pelaku serangan teroris terhadap negara Irak ini harus dimintai pertanggungjawaban," ujar Presiden AS, Joe Biden.
Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, juga turut buka suara soal serangan itu.
"Menlu Blinken menggarisbawahi serangan ini juga merupakan serangan terhadap kedaulatan dan stabilitas negara Irak," ucap juru bicara Kemlu AS, Ned Price.
Sejauh ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone itu. [rin]