Ia mengatakan bahwa Konflik Timur Tengah bukan di berada di bawah kendali Uni Eropa, melainkan Amerika Serikat.
"Kami sering dikritik karena 'selektif'. Namun, arena politik internasional melibatkan kebijakan pilih kasih,” katanya.
Baca Juga:
Rayakan Hari Kemerdekaan, Dubes Ukraina: Ogah Balik Lagi ke Zaman Uni Soviet
"Perlu dicatat bahwa kami (UE) tidak menggunakan kriteria yang sama untuk semua masalah," kata Borrell kepada surat kabar El Pais.
Menurut Borrell, pilihan Uni Eropa untuk mendukung Kiev melawan Moskow adalah bentuk kesadaran dan penebusan moral Barat setelah gagal melakukannya dalam konflik di Palestina.
"Menyelesaikan krisis warga Palestina yang dikurung di 'penjara terbuka' seperti yang ada di Gaza tidak berada di bawah yuridiksi UE," katanya.
Baca Juga:
Harapan Dubes Ukraina: Invasi Rusia Usai Sebelum KTT G20!
Dia menyebut situasi kehidupan miskin di Gaza memalukan dan tidak bermoral, tetapi menolak untuk terlibat dalam krisis kemanusiaan di wilayah itu.
Jalur Gaza berada di bawah blokade Israel.
Rezim Zionis Israel mengklaim bahwa tindakan blockade tersebut adalah satu-satunya cara untuk menahan ancaman gerakan Hamas yang menguasai wilayah tersebut.