WahanaNews.co | Usai meninggalnya Ratu Elizabeth II, putra sulungnya yaitu Pangeran Charles naik takhta jadi Raja Charles III.
Raja Charles III menggunakan nama baptisnya, sama seperti mendiang ibunya saat dinobatkan menjadi penguasa Kerajaan Inggris.
Baca Juga:
Terbongkar! Pangeran Andrew Berusaha Keras Gagalkan Raja Charles III Bertahta
Dikutip dari Bloomberg, Charles bisa saja memilih salah satu dari empat namanya, yaitu Charles Philip Arthur George.
Jika memilih nama George misalnya, dia akan menjadi Raja George VII. Sempat ada spekulasi Charles menyukai nama George VII karena alasan sejarah dan pengabdian kepada nenek dan kakeknya, yaitu Ibu Ratu serta George VI.
Apalagi nama Raja George memiliki sejarah panjang. Setelah House of Hanover berkuasa pada 1714, para Raja George--dari George I hingga George IV--memerintah selama 116 tahun.
Baca Juga:
Riwayat Camilla, Selingkuhan yang Akhirnya Jadi Permaisuri Inggris
Akan tetapi, ayah dari Pangeran William dan Harry itu memilih mempertahankan kontinuitas dan memperkuat "nama" Charles, sehingga menjadi Raja Charles III.
Charles juga mengikuti jejak ibunya saat naik takhta dengan tetap menggunakan nama baptis.
Ketika Putri Elizabeth naik takhta menjadi Ratu Elizabeth II setelah kematian ayahnya, dia ditanya nama apa yang ingin digunakan sebagai ratu. Jawabannya adalah, "Nama saya, tentu saja. Apa lagi?"
Namun, nama Charles--berasal dari kata Jerman Kuno yaitu Karl yang berarti manusia bebas--secara historis dianggap membawa sial oleh beberapa anggota kerajaan.
Charles I adalah satu-satunya raja Inggris yang diadili secara terbuka dan dieksekusi karena pengkhianatan. Ia berkuasa pada 27 Maret 1625 sampai eksekusinya pada 30 Januari 1649.
Kemudian, Charles II--dikenal sebagai Merry Monarch--menghabiskan bertahun-tahun di pengasingan, memiliki 13 anak tidak sah, dan banyak gundik termasuk Nell Gwyn. Pemerintahannya juga diwarnai wabah dan Kebakaran Besar London.
Raja Charles II berkuasa pada 1660 hingga meninggal tanggal 6 Februari 1685.
Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022) dalam usia 96 tahun. Ia merupakan penguasa terlama di Kerajaan Inggris selama 70 tahun.
Nama raja/ratu baru secara tradisional diumumkan di Dewan Aksesi, yang berlangsung sesegera mungkin di Istana St James di London pada hari-hari setelah kematian seorang penguasa.
Meski begitu, Perdana Menteri Inggris Liz Truss sudah menyebut nama Raja Charles III dalam pidatonya di luar Downing Street setelah Ratu Elizabeth II wafat.
"Hari ini Mahkota diserahkan, seperti yang telah terjadi selama lebih dari 1.000 tahun, kepada raja baru kita, kepala negara baru kita, Yang Mulia Raja Charles III," ujar Truss.
Clarence House yang merupakan kediaman Charles saat menjadi pangeran juga mengonfirmasi nama tersebut.
Selama seabad terakhir, ada tradisi nama raja/ratu berbeda dari nama baptis.
Contohnya nama Ratu Victoria adalah Alexandrina Victoria, sedangkan Edward VII lahir sebagai Albert Edward dan dikenal sebagai "Bertie". George V juga menggunakan nama aslinya George.
Kemudian, kakek Charles yaitu George VI dibaptis dengan Albert dan dikenal sebagai "Bertie", tetapi memilih nama keempatnya yakni George untuk memerintah sebagai raja.
Adapun pemilihan nomor untuk urutan nama raja/ratu adalah hak prerogatif kerajaan. [rin]