WahanaNews.co, Jakarta - Kepolisian Belanda menahan lebih dari 2.900 aktivis yang menggelar aksi protes terkait perubahan iklim sepanjang akhir pekan lalu.
Aparat menahan para aktivis itu dalam dua hari demonstrasi, yaitu Sabtu (9/9/23) dan Minggu.
Baca Juga:
Kejati Jabar Terus Perdalam Dugaan KKN di Pasar Sindangkasih Majalengka, Agus Satria: Apresiasi Untuk Kejati
Pada Sabtu, kepolisian menahan 2.400 orang, termasuk anak-anak. Sehari setelahnya, lebih dari 500 orang lainnya juga ditangkap di aksi serupa.
Para demonstran pada intinya mendesak pemerintah menghentikan subsidi bagi industri bahan bakar fosil.
Di Hari Sabtu, lebih dari 10 ribu orang berarak di jalan tol A12 menuju The Hague, mengabaikan peringatan aparat agar tak memblokir jalan besar menuju kompleks pemerintahan Belanda tersebut.
Baca Juga:
Dugaan KKN di Proyek Gedung Pencak Silat, Aktivis Minta APH dan Komisi Persaingan Usaha Turun Tangan
Aparat akhirnya menembakkan meriam air untuk membubarkan ribuan aktivis yang mengacuhkan peringatan mereka tersebut.
Kelompok penyelenggara demonstrasi, Extinction Rebellion, menyatakan mereka akan terus menggelar protes hingga pemerintah berhenti menggunakan dana publik untuk memberikan subsidi bagi industri gas dan minyak.
"Laut meluap dan kami juga," teriak para demonstran yang terdiri dari anak-anak dan dewasa.
Tak kapok, para demonstran kembali menggelar aksi sehari kemudian. Ratusan orang kembali berarak di jalan tol yang sama.
Kepolisian pun kembali menangkap lebih dari 500 aktivis yang berunjuk rasa.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.