Konflik panas antara Iran dan Israel kembali menyita perhatian dunia. Usai serangan besar-besaran Teheran ke wilayah Israel yang sempat mengguncang kawasan, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melontarkan pernyataan berani yang memantik respons keras dari Tel Aviv.
Dalam pidatonya, Khamenei menyebut rezim Zionis hampir hancur total dan menyindir Amerika Serikat yang dianggap ikut campur hanya demi menyelamatkan Israel dari kehancuran total.
Baca Juga:
Tak Jera Dihajar Iran, Israel Kembali Umbar Nyali Ingin Habisi Khamenei
Tak tinggal diam, Israel membalas dengan ejekan hingga ancaman pembunuhan.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan bahwa Israel akan lenyap sepenuhnya oleh serangan Iran jika Amerika Serikat tidak ikut campur dalam konflik.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam pidato panjang yang dirilis melalui akun Telegram-nya, beberapa hari setelah gencatan senjata diumumkan.
Baca Juga:
Iran Siaga Skenario Terburuk: Khamenei Tunjuk 3 Penerus Bila Terbunuh
"Saya mengucapkan selamat kepada bangsa Iran yang agung atas kekalahan rezim Zionis palsu," ujar Khamenei.
"Terlepas dari semua kegaduhan dan klaimnya, rezim Zionis hampir hancur di bawah serangan Republik Islam," lanjutnya.
Ia juga menyebut intervensi Amerika Serikat dalam konflik tersebut tidak membuahkan hasil apa pun.
"Ucapan selamat kedua saya untuk kemenangan Iran kita tercinta atas rezim Amerika," ungkap Khamenei.
"AS memasuki perang secara langsung karena merasa bahwa jika tidak, rezim Zionis akan hancur total. Namun, AS tidak memperoleh apa pun dari perang ini. Di sini juga, Republik Islam muncul sebagai pemenang dan memberikan tamparan keras di wajah Amerika."
Selain menyerang Israel dan AS, Khamenei juga menyanjung soliditas rakyat Iran.
“Sembilan puluh juta orang berdiri bersama, bahu-membahu, tanpa ada perpecahan dalam tuntutan atau dukungan mereka,” katanya.
Pernyataan Khamenei tersebut langsung ditanggapi sinis oleh Israel. Kementerian Luar Negeri Israel melalui akun berbahasa Persia di platform X menyindir penampilan Khamenei dalam video pidatonya yang dianggap lemah.
"Takut atau kurang sinar matahari? Mungkin keduanya," tulis akun resmi itu.
Tak hanya lewat ejekan, Israel juga mengungkapkan niat lebih ekstrem.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam wawancara dengan Channel 13 mengatakan bahwa negaranya berniat membunuh Khamenei namun belum pernah mendapatkan kesempatan.
"Jika dia menjadi sasaran kami, kami akan menghabisinya," ujar Katz.
Ketika ditanya apakah Israel harus meminta izin kepada Amerika Serikat untuk menyerang Khamenei, Katz menjawab tegas: "Kami tidak memerlukan izin untuk hal-hal ini."
Pernyataan keras dan ancaman terbuka dari kedua pihak menunjukkan betapa tipisnya benang gencatan senjata yang saat ini masih berlangsung.
Dunia internasional kini terus memantau dengan cemas perkembangan selanjutnya dari perang kata-kata yang semakin memanas ini.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]