WahanaNews.co| Krisis energi di Singapura kini semakin menjadi, perusahaan pengecer listrik di negeri tetangga itu pun terus bertumbangan.
Krisis energi terjadi secara global, namun paling parah terjadi pada negara-negara pengimpor bahan bakarnya yaitu batu bara.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Semangat dan Dukungan Investor dalam Negeri Untuk Pengembangan EBT
Saat ini harga batu bara melambung tinggi di atas 200 dolar AS/ton, sehingga pembangkit mengurangi pasokan mulai berkurang.
Singapura menjadi salah satu negara yang mengalami krisis parah.
Perusahaan-perusahaan pengecer listrik di negeri itu pun bertumbangan.
Baca Juga:
Demi Kualitas Pemeriksaan Instalasi Listrik, ASLITER Minta Pemerintah Batasi Penerbitan Izin Usaha Baru LITTR
Terakhir, Ohm Energy menjadi pengecer listrik terbaru yang menghentikan operasinya di Singapura, dengan alasan pasar listrik yang bergejolak.
“Selama beberapa bulan terakhir, kami telah melihat pasar listrik yang bergejolak yang telah membuat rencana penetapan harga kami lebih rendah dari Tarif yang Diatur menjadi tidak berkelanjutan,” kata Ohm Energy dalam e-mail kepada pelanggan pada Jumat (15/10/2021).
Rekening listrik pelanggan akan Ohm Energy transfer ke SP Group mulai 20 Oktober.