WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketika berbagai negara dipusingkan dengan inflasi yang berdampak pada kenaikan harga energi, Turkmenistan pernah menggratiskan gas dan listrik bagi rakyatnya selama 24 tahun atau hampir seperempat abad.
Kebijakan ini diterapkan oleh Presiden Saparmurat Niyazov beberapa tahun setelah dirinya menjabat hingga wafat pada 2006.
Baca Juga:
Gas Melon Hanya Bisa Dibeli di Pangkalan Resmi, Cek Cara Membelinya
Niyazov tercatat sebagai satu-satunya presiden di dunia yang memberikan fasilitas energi secara gratis bagi seluruh warganya.
"Keputusan ini diambil karena Turkmenistan memiliki cadangan gas alam yang melimpah dan harga gas alam saat itu sedang naik," kata Dr. Anatoly Karpov, pengamat ekonomi politik Asia Tengah.
Niyazov mulai menerapkan kebijakan ini sejak tahun 1993, hanya dua tahun setelah Turkmenistan merdeka dari Uni Soviet.
Baca Juga:
Pertamina Larang Pengecer Jual Elpiji 3 Kg, Begini Cara Daftar Jadi Pangkalan Resmi
Ia memberikan setiap warga negara 35 kilowatt-hour (kWh) listrik dan 50 meter kubik gas alam per bulan, serta 250 liter air per hari secara gratis.
"Rakyat tidak perlu khawatir soal biaya dasar kehidupan mereka. Ini adalah janji saya sejak awal," ujar Niyazov dalam salah satu pidatonya pada tahun 1995.
Niyazov memimpin Turkmenistan sebagai presiden seumur hidup dari 21 Oktober 1991 hingga wafat pada 21 Desember 2006. Kepemimpinannya kemudian diteruskan oleh Gurbanguly Berdymukhamedov, yang memimpin dari 2006 hingga 2022.
Meski awalnya melanjutkan kebijakan pendahulunya, Berdymukhamedov mulai mengurangi subsidi energi pada 2017.
"Keadaan ekonomi negara sudah berbeda, kita harus menyesuaikan diri dengan realitas yang ada," kata Berdymukhamedov saat mengumumkan kebijakan tersebut di televisi nasional.
Langkah ini diambil setelah Turkmenistan mengalami kesulitan ekonomi akibat penurunan harga gas alam dan berbagai tantangan ekonomi lainnya.
Ekonom independen, Dr. Timur Yusupov, menilai pencabutan subsidi ini tidak bisa dihindari. "Kebijakan energi gratis hanya bisa bertahan selama negara memiliki pemasukan yang cukup untuk menutupinya. Setelah harga gas dunia anjlok, pemerintah terpaksa menghentikan program tersebut demi stabilitas fiskal," jelasnya.
Pada 2022, Gurbanguly Berdymukhamedov mengundurkan diri dan digantikan oleh putranya, Serdar Berdymukhamedov.
Presiden ketiga Turkmenistan ini mempertahankan kebijakan ayahnya, yang berarti rakyat kini harus membayar untuk listrik, gas, dan air.
"Era energi gratis sudah berlalu, kini kita menghadapi era baru yang menuntut efisiensi dan tanggung jawab bersama," ujar Serdar dalam pidatonya di awal masa jabatannya.
Dengan berakhirnya kebijakan ini, Turkmenistan tidak lagi menjadi negara dengan layanan energi gratis bagi rakyatnya seperti di era Niyazov.
Perubahan ini menandai transisi ekonomi negara yang dulunya bergantung pada sumber daya alam, kini harus beradaptasi dengan realitas ekonomi global.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]