Biden pada hari Selasa mengatakan kepada wartawan bahwa "AS tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina yang menyerang ke negara Rusia".
Dia tidak mengesampingkan penyediaan sistem senjata tertentu, tetapi tampaknya menempatkan kondisi tentang bagaimana mereka dapat digunakan.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Biden ingin membantu Ukraina mempertahankan diri tetapi menentang penyediaan senjata yang dapat digunakan Ukraina untuk menyerang negara Rusia.
Ribuan orang telah tewas di Ukraina dan jutaan lainnya mengungsi sejak invasi Rusia pada 24 Februari, yang disebut Moskwa sebagai "operasi militer khusus" untuk "mendenazifikasi" tetangganya.
Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang merebut wilayah.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Barat bersedia memberikan persenjataan jarak jauh kepada Ukraina, termasuk howitzer M777, karena kekuatannya memerangi Rusia dengan lebih sukses daripada yang diperkirakan para pejabat intelijen.
Tetapi intelijen AS juga telah memperingatkan tentang risiko yang meningkat, terutama mengingat ketidaksesuaian antara ambisi nyata Presiden Rusia Vladimir Putin dan kinerja militernya.
Ukraina telah mulai menerima rudal anti-kapal Harpoon dari Denmark dan howitzer self-propelled dari Amerika Serikat, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengatakan pada hari Sabtu. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.