WahanaNews.co | Pemerintah
Kolombia mengungkapkan bahwa serangan terhadap helikopter Presiden Kolombia
Ivan Duque Marquez belum lama ini direncanakan oleh negara tetangga, Venezuela.
Kolombia bahkan menuding penyerangan dilakukan oleh
pasukan pembangkang FARC dan seorang mantan perwira militer Kolombia.
Baca Juga:
Jumlah Migran yang Tertangkap di Perbatasan Selatan AS Capai Rekor
Dilansir AFP, Jumat (23/7/2021), Menteri Pertahanan Diego
Molano mengatakan 3 dari tersangka pelaku telah ditangkap. "Jelas bahwa
serangan terhadap presiden ini... direncanakan dari Venezuela," kata
Molano.
Helikopter yang ditumpangi Duque sedang mendekati bandara
Cucuta dalam penerbangan dari Sardinata pada 25 Juni 2021. Saat itu, beberapa
tembakan-tampaknya dari senapan-ditembakkan ke arahnya.
Baca Juga:
Tak Masuk Akal, Kenapa 5 Tempat Ini Ada di Bumi?
Duque terbang bersama Molano, Menteri Dalam Negeri Daniel
Palacios dan pejabat lainnya. Tidak ada seorang pun di dalam pesawat yang
terluka, tetapi foto-foto yang dirilis oleh kantor kepresidenan menunjukkan
ekor helikopter dan bilah utama telah terkena.
Salah satu yang ditahan atas serangan itu adalah Andres
Fernando Medina. Dia merupakan pensiunan kapten tentara Kolombia.
"(Dia) yang merancang dan melaksanakan rencana
(penyerangan) itu," kata Jaksa Agung Francisco Barbosa, Kamis.
Penyelidik mengatakan mereka telah menemukan dua senapan
serbu AK47 tentara Venezuela tidak jauh dari lokasi serangan.
Sepuluh hari sebelumnya, di wilayah yang sama, serangan
terhadap pangkalan militer melukai 44 orang.
"Di belakang dua aksi ini adalah Front ke-33 dari
pembangkang FARC," kata Barbosa.
Selain Medina dan kaki tangannya dalam penembakan Duque,
pihak berwenang Kolombia juga telah menangkap tujuh orang atas dugaan
keterlibatan mereka dalam serangan pangkalan militer.
Semua penangkapan terjadi di perbatasan dengan Venezuela, di
mana gerilyawan pembangkang yang menjauhkan diri dari kesepakatan damai FARC
2016 dengan pemerintah terlibat dalam pertempuran atas rute perdagangan narkoba
yang disengketakan dengan kelompok paramiliter dan ELN, kelompok gerilya aktif
terakhir Kolombia.
Duque dalam banyak kesempatan menuduh Presiden Venezuela
Nicolas Maduro menyembunyikan pembangkang FARC dan pejuang ELN di negaranya.
Molano menuduh bahwa rezim Maduro terus melindungi teroris, dari mana serangan
terhadap institusi Kolombia direncanakan.
Kolombia dan Venezuela merupakan negara bertetangga yang
tidak memiliki hubungan diplomatik sejak 2019. Ketika itu, Kolombia bergabung
dengan negara-negara lain dalam menolak pemilihan kembali Maduro yang
disengketakan.
Kedua negara itu berbagi perbatasan sekitar 2.200 kilometer
(1.370 mil).
Kolombia, produsen kokain utama dunia, mengalami kebangkitan
kekerasan terburuk sejak pakta perdamaian 2016. [qnt]