WahanaNews.co | Jet tempur Shenyang J-15 Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)
digadang-gadang bakal jadi salah satu senjata andalan, yang bisa digerakkan
dengan cepat dari kapal induk.
Akan tetapi, sebuah insiden kecelakaan
justru membuat publik ragu akan kemampuan jet tempur China itu.
Baca Juga:
Mabes TNI Kirim Prajurit Terbaiknya Ikuti Latihan Integrasi Di Australia
Menurut laporan yang dikutip dari China Military, pada 27 April 2017, seorang pilot Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China
(PLAN) tewas dalam sebuah kecelakaan mengerikan.
Zhang Chao nama pilot Angkatan Laut
China yang tewas dalam insiden maut itu.
Jet tempur Shenyang J-15 yang
dikemudikan oleh Zhang, gagal mendarat dengan sempurna dikarenakan kerusakan
kontrol elektronik.
Baca Juga:
Panglima TNI Tinjau Kesiapan Puncak Peringatan HUT Ke-79 TNI di Monas
Padahal, saat itu Zhang terbang dengan
ketinggian yang cukup rendah dari permukaan.
Moncong pesawat yang sudah menurun dan
mengarah ke landasan kapal induk Liaoning, seketika berbelok arah lagi, kembali ke atas.
Tahu ada yang tak beres dengan pesawat
yang dikendarainya, Zhang pun langsung mencoba keluar dari kokpit dengan
menggunakan parasut.
Nahas, setelah keluar dari kokpit, parasut Zhang justru gagal terbuka.
Tubuh Zhang pun remuk usai
menghantam tanah dengan kecepatan tinggi.
Menurut laporan lain yang dikutip dari
Global Times, insiden itu adalah kali
pertama jet tempur Shenyang J-15 mengalami kecelakaan.
Media yang menjadi corong Partai
Komunis China (CPC) itu juga memastikan bahwa kerusakan kontrol elektronik pada
pesawat jadi penyebab utama kecelakaan.
Di sisi lain, publikasi yang
dikeluarkan oleh Global Times justru
menjadi bumerang bagi militer China.
Sebab, dengan diketahuinya kecelakaan
dan penyebabnya, maka timbul dugaan bahwa jet tempur
Shenyang J-15 belum layak untuk memasuki masa dinas bersama militer China.
Komite Militer Pusat China, yang diketuai oleh Presiden Xi Jinping, dianggap tidak melakukan
uji coba terhadap pesawat tempur itu dengan ketat.
Kerusakan kontrol elektronik yang terjadi
dalam kecelakaan empat tahun lalu, diklaim sebagai titik kelemahan pesawat
tempur China itu.
Kecelakaan yang menimpa Zhang bersama
jet tempur Shenyang J-15 juga mematahkan klaim bahwa armada perang udara China
mampu menghadapi pertempuran malam hari.
Jet tempur China, Shenyang J-15,
adalah produk buatan Shenyang Aircraft Corporatuion, yang mulai dibangun pada
2009 lalu.
Pesawat ini kemudian diperkenalkan
kepada publik pada 2013, saat memasuki dinas bersama Angkatan Laut China.
Hingga saat ini, sudah ada 50 unit jet
Shenyang J-15 yang teknologinya diambil dari prototipe pesawat tempur Angkatan
Bersenjata Rusia (VSRF), Sukhoi Su-33. [dhn]