WahanaNews.co, Marrakesh - Jumlah korban meninggal akibat gempa bumi di Maroko terus bertambah. Pada hari Sabtu (9/9/2023), Kementerian Dalam Negeri Maroko melaporkan bahwa gempa tersebut telah menyebabkan lebih dari 1.000 orang kehilangan nyawa.
Gempa kali ini merupakan yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir di Maroko. Kerusakan yang luas telah terjadi, dan penduduk serta turis yang ketakutan terpaksa berlarian mencari tempat yang lebih aman di tengah malam.
Baca Juga:
Gurun Sahara di Maroko Banjir, Kejadian Pertama Kali dalam 50 Tahun
Gempa berkekuatan magnitudo 6,8 itu mengguncang daerah pegunungan sekitar 72 kilometer di barat daya Marrakesh, tempat wisata terkenal, pada Jumat (8/9/2023) pukul 23.11 waktu setempat. Getaran kuat juga dirasakan di kota-kota pesisir seperti Rabat, Casablanca, dan Essaouira.
Ghannou Najem, seorang warga Casablanca yang berusia 80-an dan sedang mengunjungi Marrakesh saat gempa terjadi, mengungkapkan, "Saya hampir tertidur ketika mendengar pintu dan jendela berderak."
"Dengan rasa panik, saya meninggalkan rumah. Saya berpikir bahwa saya akan mati sendirian," tambahnya, seperti yang dikutip oleh AFP.
Baca Juga:
Starbucks Bantah Tutup Kedai di Maroko
Seorang pakar gempa bumi menganggap gempa di Maroko ini sebagai yang terkuat yang pernah melanda negara Afrika Utara tersebut.
Bill McGuire, seorang profesor emeritus dari University College London, Inggris, menggambarkannya sebagai gempa terbesar dalam kawasan tersebut dalam lebih dari 120 tahun terakhir.
"Di daerah yang jarang mengalami gempa bumi yang merusak, bangunan-bangunan tidak didirikan dengan kekuatan yang memadai, sehingga banyak yang roboh dan mengakibatkan banyak korban jiwa," katanya.
Data terbaru dari Kementerian Dalam Negeri Maroko pada hari Sabtu menunjukkan bahwa gempa tersebut telah menewaskan setidaknya 1.037 orang, sebagian besar di provinsi Al-Haouz, pusat gempa, dan Taroudant.
Sementara itu, 1.204 orang lainnya ditemukan terluka, termasuk 721 orang dalam kondisi kritis.
Kementerian Dalam Negeri Maroko juga mencatat kematian di provinsi-provinsi lain seperti Ouarzazate, Chichaoua, Azilal, dan Youssoufia, serta di kota-kota seperti Marrakesh, Agadir, dan daerah Casablanca.
Faisal Badour, seorang insinyur, menceritakan bahwa dia merasakan gempa tersebut sebanyak tiga kali di gedungnya di Marrakesh.
"Ada keluarga yang masih tidur di luar karena kami sangat takut dengan kekuatan gempa ini. Teriakan dan tangisan yang tak tertahankan," ujarnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]