WahanaNews.co | Babi-babi peternakan di Jerman dilaporkan mati setelah krisis energi di tengah musim dingin menghantam negara itu.
Kantor Statistik Federal Jerman (German Federal Statistics Office/Destatis) melaporkan jumlah produksi babi ternak merosot "karena situasi ekonomi yang sulit terjadi secara terus-menerus" di Jerman seiring dengan meningkatnya biaya energi, pupuk, dan pakan.
Baca Juga:
Diduga Diserang Virus ASF, Ribuan Ternak Babi Milik PT Maharkata Mati
Pada 3 November, negara itu hanya mencatat 21,3 juta babi. Jumlah itu turun lebih dari 10 persen dibanding tahun lalu dan 20 persen dibanding 2020, menurut Destatis.
Tahun ini, Jerman juga kehilangan 1.900 babi ternaknya, menyusul penurunan 1.600 produksi ternak antara 2020 dan 2021.
Pada Oktober, harga produksi daging bahkan melompat hingga hampir 47 persen dibanding waktu yang sama pada tahun lalu.
Baca Juga:
Meresahkan! Harimau Terkam Sapi Milik Warga
Lonjakan energi di Jerman setahun belakangan ini sebetulnya merupakan dampak dari invasi Rusia di Ukraina yang terjadi pada Februari lalu.
Banyak produsen sektor energi seperti bahan kimia, kaca, dan logam yang sampai mengurangi produksi mereka. Beberapa lainnya bahkan memecat karyawan dan memindahkan operasional mereka ke luar negeri demi bertahan di tengah krisis.
Selain karena peningkatan biaya energi, asosiasi industri daging Jerman juga menilai bahwa wabah virus Afrika yang saat ini merebak di Jerman timur menjadi salah satu penyebab para produsen itu 'sakit kepala'. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.