WahanaNews.co | Negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) harus bekerja sama satu sama lain untuk mencegah kekuatan luar memicu revolusi warna di negara mereka.
Presiden China, Xi Jinping, memperingatkan hal itu pada Jumat (16/9/2022).
Baca Juga:
Xi Jinping Ingatkan Putin soal Dialog dengan Ukraina Tak Akan Mulus
Berbicara pada KTT SCO di Samarkand, Uzbekistan, Presiden Xi mengatakan, “Negara-negara anggota harus mendukung upaya satu sama lain untuk melindungi kepentingan keamanan dan pembangunan.”
Dia mencatat, “Dunia sedang mengalami percepatan perubahan yang tak terlihat dalam satu abad, dan telah memasuki fase ketidakpastian dan transformasi.”
Dia menambahkan, “Sangat penting untuk mengantisipasi upaya kekuatan eksternal memprovokasi revolusi warna, dan bersama-sama menentang campur tangan dalam urusan internal negara lain dengan dalih apa pun."
Baca Juga:
Akan Hadiri KTT G20, Presiden China Xi Jinping Tiba di Bali Senin
Pernyataan itu mengacu pada berbagai protes yang didukung Barat yang bertujuan menggulingkan pemerintah di negara-negara pasca-Soviet.
Pernyataan Xi datang ketika Presiden Rusia, Vladimir Putin, memuji pengaruh yang berkembang dari “pusat kekuatan baru” yang bekerja sama satu sama lain dan memiliki kapasitas menantang dominasi global Barat.
Para pemimpin China dan Rusia sebelumnya telah membahas masalah kebijakan luar negeri di sela-sela KTT pada Kamis.
Putin mencatat upaya baru-baru ini untuk mendorong dunia unipolar telah mengambil “bentuk yang benar-benar jelek” yang ditolak sebagian besar dunia.
Dia menambahkan, “Rusia dan China berdiri bersama untuk tatanan dunia yang adil, demokratis, multipolar berdasarkan hukum internasional dan peran sentral PBB, dan bukan beberapa aturan yang diciptakan dan dicoba seseorang untuk diterapkan pada orang lain tanpa menjelaskan apa aturan itu.”
SCO adalah integrasi ekonomi dan aliansi pembangunan kepercayaan yang didirikan pada 2001, dan saat ini merupakan blok regional terbesar di dunia.
Blok itu terdiri dari delapan negara, yakni China, India, Rusia, Kazakhstan, Pakistan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Kirgistan.
Ada juga empat negara pengamat, yakni Afghanistan, Belarusia, Iran, dan Mongolia yang berusaha menjadi anggota penuh blok tersebut.
Selain itu, ada enam mitra dialog, yakni Turki, Armenia, Azerbaijan, Kamboja, Nepal, dan Sri Lanka.
Salah satu topik utama yang dibahas pada KTT pada Jumat adalah tantangan keamanan regional, serta cara-cara meningkatkan perdagangan dan konektivitas di antara negara-negara anggota di tengah konsekuensi dari pandemi global dan krisis Ukraina. [gun]