WahanaNews.co, New York - Selama tiga minggu terakhir, sebanyak 3.195 anak di Gaza telah kehilangan nyawa akibat serangan militer Israel.
Save The Children, sebuah organisasi yang berfokus pada perlindungan anak-anak, mengungkapkan bahwa jumlah korban anak dalam perang ini melebihi angka anak yang tewas dalam zona konflik di seluruh dunia setiap tahun sejak tahun 2019.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Secara rinci, dari jumlah tersebut, 3.195 anak meninggal di Gaza, 33 di Tepi Barat, dan 29 di Israel, sehingga total korban anak dalam perang ini mencapai 3.257 anak.
Save The Children mencatat bahwa jumlah anak yang meninggal di Gaza dalam waktu tiga minggu melampaui jumlah anak yang biasanya terbunuh dalam zona konflik global dalam setiap tahunnya sejak 2019.
Selain itu, Save The Children mencatat bahwa jumlah anak yang tewas di Gaza akibat serangan Israel bahkan lebih tinggi dari total kematian anak akibat konflik militer di 20 negara selama tiga tahun terakhir.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Menurut laporan dari Sekretaris Jenderal PBB tentang Anak-anak dan Konflik Bersenjata, ada 2.985 anak yang meninggal di 24 negara pada tahun 2022, 2.515 anak pada tahun 2021, dan 2.674 anak pada tahun 2020. Pada tahun 2019, jumlah anak yang meninggal adalah 4.019 anak.
Selain itu, jumlah anak yang tewas di Gaza merupakan 40 persen dari total korban kematian di Palestina sejak awal pekan ini. Save The Children juga mengkhawatirkan bahwa jumlah korban anak-anak yang tewas bisa bertambah, mengingat lebih dari 1.000 anak dilaporkan hilang di Gaza, dan ada dugaan bahwa beberapa di antara mereka mungkin terkubur di bawah reruntuhan.
"Total korban jiwa kemungkinan lebih tinggi," lanjut mereka.
Direktur Save The Children di Palestina Jason Lee mengatakan kekerasan selama tiga pekan telah memisahkan anak-anak dari keluarga dan menghancurkan kehidupan mereka dengan kecepatan yang tak terbayangkan.
"Jumlahnya sangat memprihatinkan dan dengan kekerasan yang tidak hanya terus berlanjut namun juga meluas di Gaza saat ini, semakin banyak anak-anak yang masih berada dalam risiko besar," kata Lee.
Dia juga mendesak gencatan senjata sebagai satu-satunya cara untuk menjamin keselamatan anak-anak di Palestina.
"Komunitas internasional harus mendahulukan kepentingan masyarakat dibandingkan politik, setiap hari yang dihabiskan untuk berdebat berarti menyebabkan anak-anak terbunuh dan terluka," ungkap Lee.
Anak-anak harus dilindungi setiap saat, terutama ketika mereka mencari keselamatan di sekolah dan rumah sakit, kata Lee.
Pasukan Israel dan milisi di Palestina, Hamas, terus berperang sejak 7 Oktober. Pekan lalu, Israel melancarkan serangan darat di Gaza dan menyebabkan banyak korban tewas.
Pada Selasa (31/10), Israel menggempur kamp pengungsi terbesar Jabalia di Palestina. Imbas serangan ini, 50 orang tewas.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]