Dengan tambahan dukungan dari sekitar empat anggota parlemen independen di Majelis Rendah, Takaichi diyakini mampu memenangkan putaran pertama pemilihan yang mensyaratkan kandidat meraih lebih dari separuh suara untuk menghindari putaran kedua.
Namun, baik LDP maupun JIP, yang juga dikenal sebagai Nippon Ishin, tidak memiliki mayoritas di Majelis Tinggi, sehingga Takaichi perlu merangkul partai oposisi lain agar rancangan undang-undang pemerintahannya dapat disahkan.
Baca Juga:
Sistem Transfer Baru Siap Diluncurkan, Purbaya: Pemda Tak Bisa Lagi Timbun Uang di Bank
Pemilihan ini berlangsung pada hari pertama sesi luar biasa Diet Jepang yang akan berjalan selama 58 hari hingga 17 Desember, menyusul pengunduran diri massal kabinet Ishiba yang kehilangan mayoritas sejak Oktober 2024.
Kemenangan Takaichi dalam pemilihan pimpinan LDP pada 4 Oktober juga menandai berakhirnya kerja sama 26 tahun antara LDP dan Partai Komeito yang berhaluan moderat, setelah mitra lama itu memilih keluar dari koalisi.
Pasca-perpisahan tersebut, LDP dengan cepat menjalin aliansi baru bersama JIP yang dipimpin Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura, dan pada Senin (20/10/2025) kedua partai sepakat mendukung Takaichi dalam pemungutan suara perdana menteri.
Baca Juga:
Badan Gizi Nasional Tutup 112 Dapur MBG, Ditemukan Pelanggaran Kebersihan Serius
Meski begitu, JIP kemungkinan tidak akan menempati kursi kabinet dan hanya berperan sebagai mitra konsultatif bagi pemerintahan baru.
Dalam sistem politik Jepang, pemilihan perdana menteri dilakukan melalui pemungutan suara terpisah di dua kamar parlemen, dan apabila tak ada kandidat yang meraih mayoritas di putaran pertama, dua kandidat teratas akan melaju ke babak kedua dengan prioritas hasil Majelis Rendah.
Takaichi juga dikabarkan akan menunjuk Shinjiro Koizumi sebagai menteri pertahanan, sementara Toshimitsu Motegi diperkirakan menduduki jabatan menteri luar negeri, keduanya merupakan rivalnya dalam pemilihan pimpinan LDP.