WahanaNews.co, Jakarta - Doctors Without Borders mengumumkan bahwa lebih dari 20.000 warga Palestina yang terluka masih berada di Jalur Gaza setelah gelombang pertama korban luka dan pasien pada Rabu (1/11) dipindahkan ke Mesir melalui penyeberangan Rafah.
Pernyataan lembaga tersebut mengatakan bahwa warga Palestina yang terluka memiliki akses terbatas untuk layanan kesehatan akibat pengepungan dan bombardemen yang terus dilakukan oleh pasukan Israel.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Doctors Without Borders menjelaskan sebanyak 22 pegawai mereka dapat meninggalkan Gaza.
"Mereka yang ingin meninggalkan Gaza harus diizinkan tanpa ditunda lagi dan tanpa mengurangi hak mereka untuk nantinya kembali ke Gaza," katanya.
Disebutkan pula bahwa mereka menyerukan “gencatan senjata segera”.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Doctors Without Borders menambahkan persediaan medis darurat dan pekerja kemanusiaan harus diizinkan masuk ke Gaza, di mana rumah sakit yang penuh sesak dan sistem kesehatan berisiko hancur total.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.