WahanaNews.co | Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengganti menteri keuangan negara itu pada Rabu (1/12), lantaran masalah ekonomi yang membuat nilai mata uang Turki, lira, anjlok.
Menurut dekrit presiden, Erdogan menerima pengunduran diri dari mantan Menkeu Turki, Lutfi Elvan, dan menunjuk Nureddin Nebati sebagai pengganti Elvan.
Baca Juga:
Sekda Sulbar Ajak Pemerintah Daerah Perkuat Sinergi Kendalikan Inflasi di Wilayah
Elvan sendiri menjabat sebagai Menkeu Turki sejak November 2020. Ia ditunjuk untuk menggantikan menantu Erdogan, Berat Albayrak, yang menjabat sebelumnya.
Mengutip AFP, pekerjaan Elvan sebagai menkeu selama setahun didera banyak krisis.
Sebelumnya, bank sentral Turki bahkan sempat mengintervensi pasar negara itu untuk mendongkrak nilai lira yang merosot hampir 30 persen terhadap dolar AS.
Baca Juga:
BPS Sulawesi Barat Catat Inflasi Bulan ke Bulan 0,33 Persen Akibat Kenaikan Harga
Akibat tekanan Erdogan, pejabat bank sentral independen Turki menurunkan suku bunga utamanya pada November. Ini merupakan ketiga kalinya suku bunga Turki diturunkan dalam waktu kurang dari dua bulan.
Penurunan suku bunga ini dilakukan ketika inflasi di Turki hampir mencapai 20 persen, empat kali lipat dari target pemerintah.
Erdogan percaya bahwa suku bunga yang tinggi akan menyebabkan inflasi yang tinggi. Pandangan ini berbanding terbalik dengan pemikiran ekonomi konvensional. Erdogan juga bersikeras akan terus memertahankan suku bunga rendah.
Erdogan menilai penurunan suku bunga ini dapat meningkatkan kegiatan ekspor, investasi, dan lapangan pekerjaan di Turki.
Padahal, bank sentral biasanya menaikkan suku bunga ketika inflasi melonjak untuk menghentikan ekonomi dari overheating.
Sejak 2019, Erdogan telah memecat tiga gubernur bank sentral yang menentang keinginannya untuk menurunkan suku bunga.
Lira telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap dolar sejak awal tahun.
Akibat penurunan nilai lira, banyak masyarakat mengkritik kebijakan Erdogan ini. Politikus oposisi di parlemen Turki menganggap inflasi yang terjadi menggiring Turki ke "malapetaka" paling gelap dalam sejarah.
Netizen Turki juga menyuarakan kekesalan mereka akan inflasi ini di media sosial.
Topik "kami sedang tenggelam" hingga "pemerintah mundur" sempat menjadi trending di Twitter Turki.
Selain itu, ada pekerja Turki yang langsung menukar gaji mereka dengan mata uang asing akibat inflasi ini.
"Saya telah meminta uang muka gaji bulanan saya hanya untuk mengubahnya menjadi dolar sehingga saya dapat mempertahankan nilai dalam penghasilan saya," kata Emirhan Metin yang berprofesi sebagai pengacara di Istanbul. [rin]