WahanaNews.co | Perdana Menteri (PM) Belgia Alexander De Croo mengungkapkan negaranya telah mencatat peningkatan kasus infeksi virus Corona dan rawat inap yang jauh lebih buruk daripada pekiraan. Hal ini disampaikan usai pemerintah menerapkan kembali aturan Covid-19 yang lebih ketat pekan lalu.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (26/11/2021), De Croo mengatakan dalam sebuah pernyataan, lonjakan itu melampaui "kurva paling pesimistis" yang dibuat pekan lalu oleh para ahli.
Baca Juga:
Memanas, Massa Kubu Tolak Hak Angket Putar Lagu 'Oke Gas' di Depan Gedung DPR
"Data terbaru yang dikumpulkan menunjukkan bahwa ... situasinya telah sangat memburuk," ujar pemimpin Belgia itu, menjelang pertemuan mendesak pada Jumat ini untuk membahas penerapan langkah-langkah lebih lanjut.
Seperti beberapa negara Eropa lainnya, Belgia mengalami lonjakan tajam dalam jumlah infeksi virus Corona baru saat musim dingin tiba, meskipun kampanye vaksinasi relatif berhasil.
Pekan lalu, pemerintah De Croo mengumumkan pemberlakuan kembali aturan Covid-19 yang lebih ketat, termasuk wajib bekerja dari rumah bagi sebagian orang dan wajib memakai masker.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Sulit Dimakzulkan, Pengamat Ungkap Alasannya
Tidak semua warga menyambut baik pembatasan baru tersebut. Kekerasan pecah pada hari Minggu (21/11) selama protes jalanan di ibu kota Belgia, Brussels yang diikuti oleh sekitar 35.000 orang yang menentang aturan pembatasan tersebut.
Mereka terutama berdemonstrasi menentang persyaratan oleh pemerintah agar masyarakat menunjukkan sertifikat vaksin di tempat umum, seperti restoran.
Menjelang malam, para demonstran mulai menghancurkan mobil dan membakar tempat sampah. Polisi akhirnya merespons dengan menggunakan meriam air dan gas air mata untuk meredakan situasi.