WahanaNews.co | Pascatragedi
penyerangan di Gereja Kota Nice, Prancis, para petinggi dan tokoh dunia sontak
bereaksi, tak terkecuali mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad.
Dia bilang, muslim berhak membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian di
masa lalu.
Tiga orang tewas dalam serangan di sebuah gereja di kota
Nice, Prancis selatan pada Kamis (29/10) pagi waktu setempat. Seperti
diberitakan AFP, Kamis (29/10/2020), tak lama setelah peristiwa itu, Mahathir
memposting pernyataan di Twitter.
Baca Juga:
Setelah 24 Tahun Akhirnya Anwar Ibrahim Jadi PM Baru Malaysia
Merujuk pada pemenggalan kepala seorang guru Prancis yang
memperlihatkan kartun Nabi Muhammad pada murid-muridnya, Mahathir mengatakan
dia tidak menyetujui serangan itu, tetapi kebebasan berekspresi tidak termasuk
menghina orang lain.
"Terlepas dari agama yang dianut, orang-orang yang
marah membunuh," tulis pria berusia 95 tahun itu.
"Prancis dalam perjalanan sejarahnya telah membunuh
jutaan orang. Banyak di antaranya adalah Muslim. Muslim memiliki hak untuk
marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu,"
kata Mahathir seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/10/2020).
Baca Juga:
Putra Mahathir Mohamad Keok Juga di Pemilu Malaysia!
Mahathir, yang menjabat sebagai PM Malaysia dua kali selama
total 24 tahun, mengatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron "tidak
menunjukkan bahwa dia beradab", seraya menambahkan bahwa dia "sangat
primitif".
"Prancis harus mengajari orang-orangnya untuk
menghargai perasaan orang lain. Karena Anda telah menyalahkan semua Muslim dan
agama Muslim atas apa yang dilakukan oleh satu orang yang marah, maka Muslim
berhak menghukum orang Prancis," ujar Mahathir.
Namun dalam pernyataannya, Mahathir tidak merujuk langsung
ke serangan di Nice. [qnt]