Sejauh ini, polisi Inggris sudah mengantongi 21 kasus kepemilikan senjata cetak.
Peter Squires, profesor kriminologi dan kebijakan publik di University of Brighton, mengatakan bahwa ancaman senajata cetak kemungkinan akan terus tumbuh.
Baca Juga:
Indonesia Bergerak Cepat Hadapi Tarif AS, Usulkan Proposal Komprehensif dan Fair
Bahkan meski terbuat dari plastik dan terlihat seperti senjata mainan, namun masih memiliki kekuatan untuk mengintimidasi.
Rajan Basra, peneliti senior di Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi di King's College London, mengatakan situasi di Inggris mencerminkan tren yang terlihat di seluruh Eropa.
Senjata api cetak ini jadi alternatif bagi ekstremis yang tidak dapat memperoleh senjata api ilegal.
Baca Juga:
Tak Satu pun Bunker Bisa Digunakan, Jerman Tak Siap Hadapi Perang Dunia III
“Ada ekstremis yang ingin membuat senjata cetak 3D atau bahkan menggunakannya sendiri. Kami telah melihat kasus di Spanyol, Swedia, Jerman, di Belanda, dan beberapa di sini di Inggris," katanya.
Dia mengatakan sebagian besar kasus ini melibatkan anggota kelompok sayap kanan. Kelompok teroris lain tampaknya kurang tertarik dengan teknologi tersebut.
Basra menyarankan, itu karena diskusi di forum dan komunitas ekstremis sayap kanan terkadang menyertakan instruksi tentang cara memproduksi senjata cetak 3D.