WahanaNews.co | Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengutarakan harapannya kepada pemimpin Rusia dan Iran untuk mendukung misi Ankara dalam melawan teroris di Suriah.
“Apa yang kami harapkan dari Rusia dan Iran adalah dukungan mereka untuk Turki dalam perang melawan terorisme," kata Erdogan, dikutip dari AFP.
Baca Juga:
Turki Bekuk 34 Mata-mata Israel yang Incar Warga Palestina
Harapan ini dilontarkan oleh Erdogan dalam pidato sambutannya di pertemuan puncak dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, di ibu kota Tehran, Iran, pada Selasa (19/7/2022).
Selama berminggu-minggu sebelumnya, Turki telah memberikan peringatan kepada Suriah bahwa pihaknya akan meluncurkan serangan militer baru.
Serangan terbaru ini diharapkan Erdogan dapat dibantu oleh rekan dekatnya dari Rusia dan Iran.
Baca Juga:
Erdogan Rencanakan Pembicaraan dengan Putin untuk Pulihkan Perjanjian Laut Hitam
Namun harapan Erdogan terhambat oleh posisi yang berbeda dari masing-masing pihak.
Moskow dan Tehran telah membantu pemerintah Damaskus dalam konflik Suriah.
Sementara di sisi lain, Ankara mendukung pemberontak Suriah.
Baik Rusia dan Iran memiliki kehadiran militer di beberapa wilayah di Suriah yang disebut-sebut sebagai kemungkinan menjadi target serangan baru Turki.
Keinginan Turki untuk meluncurkan serangan militer terbaru ke Suriah didorong oleh tuduhan Erdogan terkait aktivitas kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap sebagai teroris.
Kelompok ini juga diduga telah menggunakan wilayah perbatasan Suriah-Turki sebagai markas mereka untuk merencanakan pemberontakan melawan Turki selama beberapa dekade ini.
Erdogan juga menggarisbawahi bahwa pada 2019 lalu, Turki telah mencapai kesepakatan dengan Moskow dan Washington untuk membantu Ankara mendorong kelompok PKK sejauh 30 kilometer dari perbatasan Suriah-Turki.
Namun kesepakatan ini belum juga dipenuhi baik dari sisi Rusia atau Amerika Serikat.
“Ini masih belum terjadi,” kata Erdogan.
“Ini sudah lama tertunda,” sesal dia.
Sebelumnya, Khamenei sempat berbicara kepada Erdogan bahwa serangan baru Turki dapat merugikan kawasan itu sendiri.
Tak hanya dari pihak Iran, Washington dan Moskow juga mendesak Ankara untuk menahan diri.
Tujuan Erdogan adalah menyerang kelompok PKK yang turut disebut sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
PKK disebut sebagai dalang di balik terjadinya kudeta di Turki pada 2016 silam yang menewaskan ratusan warga sipil.
Hingga kini, tujuan Erdogan tidak dapat dengan mulus dilancarkan, sebab cabang PKK telah memainkan peran sentral dalam kampanye pimpinan Amerika Serikat dalam melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah.
Kendati demikian, Erdogan menegaskan pihaknya tidak akan gentar.
“Harus dipahami dengan jelas bahwa tidak ada ruang di masa depan wilayah kita untuk organisasi teror separatis,” ucap Erdogan.
“Kami akan melanjutkan perjuangan kami melawan organisasi teroris di masa mendatang,” tegas dia. [gun]