WahanaNews.co | Situasi di Gaza Kembali memanas usai adanya serangan pasukan Israel menggempur Gaza.
Israel terus-terusan menggempur Gaza dengan serangan udara hari ini. Serangan Israel itu pun dibalas oleh kelompok gerilyawan Palestina, Jihad Islam, pun membalas serangan itu.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Dilansir AFP, Sabtu (6/8/2022), Israel mengaku terpaksa menyerang Jihad Islam.
Sebab, menurut Israel, kelompok itu merencanakan serangan ke Israel menyusul ketegangan berhari-hari di sepanjang perbatasan Gaza.
10 Orang Tewas
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Akibat serangan Israel ini, ada 10 orang tewas.
Data ini diungkap oleh otoritas kesehatan di Gaza yang dikendalikan oleh kelompok Hamas.
Adapun korban serangan Israel salah satunya adalah seorang anak perempuan berusia lima tahun. Sedangkan 79 orang lainnya terluka.
Diperkirakan korban tewas akan bertambah.
Sebab, militer Israel memperkirakan bahwa operasinya telah menewaskan 15 gerilyawan.
Anggota Jihad Islam Ditangkap Israel
Pada Sabtu pagi, Israel memperluas operasinya melawan Jihad Islam, sebuah kelompok yang bersekutu dengan Hamas tetapi sering bertindak secara independen.
Militer Israel mengumumkan penangkapan 19 orang yang dikatakan sebagai anggota kelompok tersebut di Tepi Barat.
Militer Israel dalam sebuah pernyataan menyebutkan para tentara dan agen dari badan keamanan dalam negeri Shin Bet telah beroperasi di beberapa lokasi di Tepi Barat untuk menangkap para anggota Jihad Islam.
Dari 20 orang yang ditahan dalam penyisiran terakhir, "19 di antaranya adalah Jihad Islam," kata militer Israel.
Sementara itu, Jihad Islam mengatakan bahwa gempuran Israel di Gaza sama dengan "deklarasi perang". Kelompok itu pun membalas dengan menembakkan rentetan roket ke Israel.
Eskalasi mematikan terbaru di Gaza ini dipicu oleh penangkapan yang dilakukan Israel awal pekan ini di Tepi Barat terhadap Bassem al-Saadi, seorang anggota kunci Jihad Islam yang dipersalahkan Israel karena mengatur serentetan serangan.
Jihad Islam, sebuah kelompok Islam yang didukung Iran, memiliki kehadiran yang kuat di Gaza dan Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel sejak 1967.
Israel bersikeras bahwa militan Jihad Islam di Gaza berencana untuk menyerang Israel selatan sebagai pembalasan atas penangkapan Saadi. Israel pun melakukan operasi yang disebut oleh militer Israel sebagai serangan "pre-emptive".
Perdana Menteri Israel Yair Lapid menekankan bahwa pemerintahannya tidak akan mengizinkan organisasi teroris mengancam negaranya.
"Biarkan semua orang yang mengancam akan membahayakan Israel tahu bahwa kami akan membalas mereka. Kekuatan keamanan kami akan bertindak melawan teroris Jihad Islam dengan menyingkirkan ancaman dari warga Israel," kata Lapid. [gun]