WahanaNews.co | Gunung
Everest dikenal sebagai salah satu gunung tertinggi di dunia yang sulit didaki.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya para pendaki yang tewas saat ingin
mencapai Puncak Everest.
Baca Juga:
Enam Gunung Api Berstatus Siaga dan Awas, Badan Geologi Peringatkan Bahaya Erupsi
Ada ratusan mayat yang masih bersemayam di sekitar Gunung
Everest yang sulit dievakuasi karena medan yang ekstrem dan juga membutuhkan
biaya besar.
Namun, baru-baru ini mencairnya lapisan es di Gunung Everest
akibat pemanasan global membuat jasad-jasad para pendaki yang sebelumnya hilang
kini ditemukan kembali.
Akan tetetapi, selain Everest, ternyata ada lagi gunung yang
lebih sulit didaki, yakni Gunung K2.
Baca Juga:
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Tewaskan 8 Orang, Warga Diminta Waspada
K2 merupakan gunung tertinggi ke-2 di dunia setelah Everest
yang terletak di perbatasan antara Pakistan dan China. Ketinggian gunung ini
mencapai 8,611 meter atau sekitar 28,251 kaki.
Meski ketinggiannya sedikit lebih rendah dari Everest,
gunung ini nyatanya lebih menyulitkan para pendaki dan juga cukup berbahaya
karena sudah banyak pendaki yang tewas di sana. Cuaca yang kerap berubah-ubah,
topografi yang sulit, belum lagi longsoran salju atau bebatuan yang bisa jatuh
kapan saja, jadi penghalang yang cukup berat.
Mengutip National Geogrphic, bahkan seorang pendaki asal
Amerika yaitu Georgle Bell mengatakan, K2 adalah gunung yang bisa membunuh para
pendaki kapan saja. "Gunung buas yang mencoba membunuhmu," ujar
George.
Jika melihat sejarah dari gunung ini, K2 pertama kali
dijelaskan oleh Kolonel Inggris T.G Montgomery saat melakukan survei yaitu
British Survey of India pada 1856.
Lalu, ia memberi nama puncak-puncak yang dia lihat, K1,K2,
K2, dan sebagainya. "K" adalah singkatan dari Karakoram. Mengapa gunung ini
disebut K2 adalah karena ditemukan di Karakoram Range di timur laut Himalaya
yang sekarang adalah perbatasan Pakistan dan Cina.
Bila dibandingkan dengan jalur pendakian di Everest, K2
memiliki medan yang lebih sulit karena bagian kontur gunung yang curam dan
hanya sedikit dari permukaannya yang datar.
Bahkan sebelum mencapai puncak, para pendaki harus melewati
punggung gunung yang memiliki ketinggian sekitar 731 meter atau 24.000 kaki.
Salah seorang pendaki wanita tercepat yang pernah mendaki beberapa puncak tertinggi di
dunia yang bernama Vanessa O"Brien, mengatakan, pendakian di K2 lebih sulit
daripada Everest.
"Cuaca jauh lebih tidak dapat diprediksi di K2. Selain
itu, banyak hal yang sulit diprediksi ketika ingin menuju puncak gunung ini.
Jika dibandingkan dengan Everest, pendaki di K2 cenderung lebih sedikit,"
ujar O"Brien.
Bahkan sangking medannya yang ekstrem, K2 dijuluki sebagai
"Gunung Biadab" karena sampai sekarang ada sekitar 300 pendakian yang
sukses mencapai puncak dengan total sekitar 77 korban jiwa. [dhn]