WahanaNews.co, jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) Retno LP Marsudi menghadiri pertemuan Khusus Executive Board WHO yang membahas situasi di Gaza di Jenewa, Swiss. Retno menyebut kondisi fasilitas kesehatan di Gaza sangat memprihatinkan.
Retno awalnya menjelaskan bahwa Executive Board adalah organ eksekutif WHO di bawah World Health Assembly yang beranggotakan 34 negara. Dia menyebut Indonesia terakhir menjadi anggota Executive Board WHO pada 2018-2021.
Baca Juga:
Tragedi Perbatasan Iran: Tiga Wanita dan Empat Anak Tewas dalam Serangan Pakistan
"Pertemuan kali ini tidak hanya dihadiri oleh anggota Executive Board, namun juga negara non-anggota yang memiliki kepedulian terhadap isu, yaitu situasi di Gaza," kata Retno dalam tayangan YouTube Kemlu RI, Senin (11/12/2023).
Retno menekankan penting untuk Indonesia hadir dalam pertemuan itu. Hal itu guna berkontribusi langsung untuk Gaza.
"Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk hadir agar dapat langsung berkontribusi, mendesak pentingnya perbaikan fasilitas kesehatan, perlindungan terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan. Termasuk tentunya di sini fasilitas kesehatan Rumah Sakit Indonesia," tutur dia.
Baca Juga:
Menlu Retno Marsudi Desak Negara Penandatangan Konvensi Tanggung Jawab terhadap Pengungsi Rohingya
Retno menyebut situasi fasilitas kesehatan di Gaza sudah sangat memprihatinkan. Saat ini hanya 13 rumah sakit yang masih beroperasi dengan kapasitas lebih hingga 3 kali lipat.
"Situasi fasilitas kesehatan di Gaza sangat memprihatinkan. Dari 36 rumah sakit hanya 13 yang masih beroperasi dan semuanya kelebihan kapasitas hingga 2-3 kali lipat," tutur dia.
Retno menambahkan 71 persen fasilitas pelayanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi. Serta perlengkapan medis, obat-obatan, makanan, air bersih, bensin hingga listrik semakin terbatas.
"Ratusan pekerja medis telah terbunuh semenjak Israel menyerang Gaza. WHO melaporkan penyebaran penyakit menular semakin tinggi, hampir 130 ribu kasus infeksi pernafasan akut, lebih dari 94 ribu kasus diare, hingga lebih dari 2700 kasus chickenpox," tutur dia.
Dalam pertemuan itu, Retno menyampaikan bahwa Gaza saat ini berada di bawah kepungan. Situasi di Gaza, kata dia, seperti di neraka.
"Saya sampaikan bahwa Gaza saat ini di bawah kepungan. Israel telah mengubah Gaza menjadi seperti neraka. Jumlah orang yang meninggal terus meningkat. Rumah Sakit mengalami gempuran hebat, termasuk RS Indonesia yang dipaksa berhenti beroperasi pada 16 November lalu," katanya.
Retno juga menyinggung pemindahan suplai medis yang dilakukan oleh Israel ke yang lebih kecil adalah pelanggaran berat.
"Perintah Israel Defence Force (IDF) agar suplai medis dipindahkan dari Khan Younis ke Gudang yang lebih kecil di Rafah merupakan pelanggaran berat hukum internasional dan hak asasi manusia," tutur dia.
"Saya juga menjelaskan bahwa Indonesia telah menjadi co-sponsor resolusi mengenai Kondisi Kesehatan di Daerah Pendudukan Palestina, termasuk Jerusalem Timur atau Resolution on Health Condition in the Occupied Palestine Territory, including East Jerusalem," lanjutnya.
[Redaktur: Sandy]