WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, mengatakan, pandemi Covid-19 menghadapkan semua orang pada bentuk baru ketidaksetaraan dan diskriminasi.
"Hampir enam miliar dosis vaksin telah diberikan secara global, tetapi hanya sekitar dua persen yang telah diberikan di Afrika dibandingkan dengan hampir 80 persen di negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas. Ini menunjukkan ketidaksetaraan yang mendalam dalam respons terhadap pandemi Covid-19," ujar Retno Marsudi, dalam Sidang Umum PBB Ke-76 untuk memperingati 20 tahun adopsi Deklarasi dan Program Aksi Durban, yang dipantau melalui siaran langsung TV PBB, Kamis (23/9/2021) dini hari.
Baca Juga:
Lagi, Diplomat RI Bungkam PM Vanuatu Gegara Isukan Pelanggaran HAM Papua Barat
Menteri Retno mengatakan, diskriminasi terhadap jenis vaksin tertentu juga memperlebar jurang ketimpangan dan menciptakan pemulihan yang tidak merata.
"Pada saat kritis ini, kesetaraan vaksin adalah ujian moral terbesar di hadapan komunitas global," ujar Menteri Retno.
"Sejalan dengan seruan Deklarasi dan Program Aksi Durban untuk kesetaraan dan non-diskriminasi, kita harus memastikan bahwa semua orang di mana pun dapat divaksin lebih cepat," kata dia.
Baca Juga:
Penuh Perdebatan, Siapa yang Wakili Myanmar di Sidang Majelis Umum PBB?
Dalam mempromosikan solidaritas, lanjut Menteri Retno, Deklarasi dan Program Aksi Durban menyerukan kepada semua negara untuk bertindak dalam solidaritas, karena tindakan sepihak tidak akan membantu sama sekali.
"Tidak ada satu negara pun yang dapat menghadapi pandemi ini sendirian, sekarang saatnya untuk mengesampingkan perbedaan dan memfokuskan energi kita untuk mengatasi pandemi bersama," kata Menteri Retno.
Selama pandemi Covid-19, lanjut dia, semua orang melihat tren misinformasi yang menunjukkan kebingungan serta kebencian di masyarakat yang dibiarkan tidak terselesaikan.