WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyoroti politisasi dan diskriminasi vaksin Covid-19 yang masih terjadi di tengah pandemi.
Jokowi mengatakan, kemampuan dan kecepatan negara dalam menangani Covid-19, termasuk vaksinasi, masih sangat timpang.
Baca Juga:
Lagi, Diplomat RI Bungkam PM Vanuatu Gegara Isukan Pelanggaran HAM Papua Barat
Sebab, berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, sudah ada 6 miliar dosis vaksin Covid-19 yang didistribusikan ke seluruh dunia.
Namun, 80 persen dari miliaran dosis vaksin itu tersebar di negara maju dengan perekonomian menengah ke atas.
Menurut Jokowi, ketimpangan itu menjadi salah satu tantangan yang dapat memperlambat upaya global melawan pandemi virus Corona.
Baca Juga:
Penuh Perdebatan, Siapa yang Wakili Myanmar di Sidang Majelis Umum PBB?
Sebab, menurutnya, salah satu cara melawan pandemi Covid-19 adalah dengan memastikan distribusi vaksin dan alat kesehatan lainnya merata ke seluruh negara, baik ke negara besar maupun kecil.
"Kita harus berikan harapan bahwa pandemi Covid-19 akan bisa tertangani dengan
cepat, adil, dan merata. Kita tahu bahwa no one is safe, until everyone is," kata Jokowi, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB ke-76 pada Selasa (22/9/2021), melalui rekaman video.
"Kemampuan dan kecepatan negara dalam menangani Covid-19, termasuk vaksinasi, sangat timpang. Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi," ucapnya menambahkan.