WahanaNews.co | Perdebatan penguasa militer Myanmar vs pemerintahan sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi tentang siapa yang seharusnya mewakili negara itu di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), masih jadi teka teki.
Tapi yang jelas, kedua pihak tampaknya sama-sama tak akan berbicara pada sidang tahunan para pemimpin dunia itu.
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
Melansir Associated Press, Myanmar dijadwalkan menjadi salah satu pembicara akhir pada pertemuan yang digelar selama 6 hari itu pada Senin (27/9/2021) sore.
Namun, juru bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan Jumat (24/9/2021), “Pada titik ini, Myanmar tak akan berbicara.”
Menteri Luar Negeri Myanmar Wunna Maung Lwin menyatakan, dia telah menunjuk Aung Thurein yang telah pensiun dari militer tahun ini setelah 26 tahun, sebagai duta besar Myanmar untuk PBB.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Hal ini dinyatakan Lwin dalam suratnya pada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Juli lalu.
Dalam surat penyerta, Lwin mengatakan bahwa Kyaw Moe Tun, duta besar Myanmar untuk PBB yang diakui, “telah diberhentikan pada 27 Februari 2021 karena menyalahgunakan tugas dan mandatnya”.
Beberapa pekan setelah kudeta militer, dalam pidato dramatisnya di pertemuan Majelis Umum tentang Myanmar pada 26 Februari silam, Tun menyerukan “tindakan sekuat mungkin dari komunitas internasional” untuk memulihkan demokrasi di negara itu.