"Mereka dapat memberi tahu kami apa yang harus dilakukan. Ini memberi tahu Anda apa yang sebenarnya mereka pikirkan tentang Singapura. Dan jika kami tidak melakukan apa yang mereka katakan kepada kami, maka mereka mengancam akan menyerang," tambahnya.
"Saya bersyukur bahwa begitu banyak orang Indonesia - pejabat maupun komentator - telah menolak klaim ini dan membela Singapura. Mereka tahu tuduhan terhadap Singapura salah," kata Shanmugam.
Baca Juga:
2 Orang Penyebar Berita Hoax Penangkapan UAS soal Rempang Ditangkap Polisi
"Saya telah mengatakan ini dalam banyak kesempatan - kami mengambil pendekatan tanpa toleransi dan pendekatan yang adil terhadap segala bentuk ujaran kebencian dan ideologi yang memecah belah. Dan itu tidak ditujukan pada individu tertentu, atau agama tertentu, atau kebangsaan tertentu. Posisi kami berlaku sama untuk semua orang," pungkasnya.
UAS ditolak masuk ke Singapura pada pekan lalu. Dalam penjelasannya, Kementerian Dalam Negeri (MHA) Singapura mengatakan UAS mengajarkan ajaran ekstremis dan segregasionisnya, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multiras dan multiagama negara itu.
Poin lain yang menjadi dasar pemerintah Singapura menolak UAS karena yang bersangkutan dianggap mendukung aksi bom bunuh diri.
Baca Juga:
Ribuan Jamaah Antusias Hadiri Ceramah Ramadhan UAS di GOR Baturaja-Sumsel
Dalam pernyataannya, MHA merujuk pada khotbah UAS yang menyatakan aksi bom bunuh diri dalam konteks konflik Israel-Palestina adalah sah dan dianggap sebagai operasi syahid.
UAS juga dianggap telah merendahkan anggota komunitas agama lain. MHA pun kembali merujuk pada ceramah UAS yang menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal jin kafir.
Selain itu, MHA juga menyatakan pernyataan UAS yang menyebut non-Muslim sebagai kafir sebagai alasan penolakan lainnya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.