WahanaNews.co | Presiden
Prancis, Emmanuel Macron, menyampaikan permintaan maaf atas keterlibatan
Prancis dalam dalam genosida tahun 1994 di Rwanda.
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
"Berdiri di sini hari ini, dengan kerendahan hati dan
rasa hormat, di samping Anda, saya menyadari tanggung jawab kami," kata
Macron dalam pidatonya di Kigali Genocide Memorial, Rwanda, seperti dilansir
AFP, Jumat (28/5/2021).
Macron adalah pemimpin Prancis pertama sejak 2010 yang
mengunjungi negara Afrika Timur itu. Negara itu telah lama menuduh Prancis
terlibat dalam pembunuhan sekitar 800.000 orang yang mayoritas orang Tutsi
Rwanda.
Macron mengatakan Prancis 'tidak terlibat' dalam genosida
tersebut. Namun dia mengakui bahwa Prancis memiliki peran tanggung jawab
politik.
Baca Juga:
Turut Meriahkan Pra Olimpiade Paris 2024, PLN Hadirkan Reog Ponorogo di Acara Exhibition Pencak Silat
"Tetapi Prancis memiliki peran, cerita, dan tanggung
jawab politik terhadap Rwanda. Dia memiliki tugas: menghadapi sejarah secara
langsung dan mengakui penderitaan yang telah dia timbulkan pada orang-orang
Rwanda dengan terlalu lama menilai diam atas pemeriksaan kebenaran,"
katanya.
Sementara beberapa orang mengharapkan permintaan maaf penuh
dari Macron. Namun, komentar Macron lebih jauh dari pimpinan Prancis terdahulu
dan dia mengatakan bahwa hanya mereka yang selamat dari kengerian peristiwa itu
"mungkin bisa memaafkan, memberi kami karunia pengampunan," katanya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.