Juru bicara pemerintah Meksiko Jesus Ramirez ikut buka suara terkait pembunuhan terhadap jurnalis. Ia mengutuk kejadian tersebut dan berjanji akan meningkatkan keamanan bagi pekerja media.
"Kami akan memperkuat langkah-langkah keamanan bagi jurnalis. Tak akan ada impunitas," kata dia di Twitter.
Baca Juga:
Viral Patung Bunda Maria Menangis, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Enrique Ramirez merupakan pendiri situs berita Fuentes Fedignas sekaligus kolumnis surat kabar lokal El Debate. Kolom yang ia tulis kerap mengkritik tindakan politisi di Sinaloa.
Di artikel sebelum meninggal, Ramirez melaporkan ada seorang laki-laki yang menghina dirinya di sebuah restoran. Tak berapa lama kemudian, jurnalis itu dilaporkan hilang dan ditemukan tewas.
Kasus Ramirez bukanlah pembunuhan yang kedua atau ketiga di Meksiko. Januari lalu, dua jurnalis Lourdes Maldonado dan Margarito Martinez juga terbunuh. Sejak 2000, lebih dari 150 jurnalis terbunuh.
Baca Juga:
Baru-baru Ini Jasad Alien Betina Muncul di Meksiko, Ilmuwan Angkat Suara
Salah satu di antara korban itu yakni kontributor AFP Javier Valdez. Ia ditembak di Culiacan pada 2017 silam. Selama menjadi jurnalis, laki-laki ini kerap menulis artikel yang mengkritisi kartel narkoba Sinaloa.
Sinaloa merupakan markas kartel gembong narkoba ternama Joaquin El Chapo Guzman. Wilayah ini juga merupakan area yang paling terdampak imbas kekerasan terkait narkoba.
Dari jumlah korban pembunuhan terhadap jurnalis hanya sedikit kasus yang diproses secara hukum dan mendapat ganjaran setimpal.