WahanaNews.co | Sejak penyerangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu, sampai saat ini masih belum terlihat adanya tanda-tanda hubungan kedua negara membaik.
Sebaliknya justru baru-baru ini negara barat tampak semakin erat dalam membantu Ukraina, melalui alat dan kendaraan tempur guna menandingi kekuatan militer Rusia di lokasi pertempuran.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Konflik yang telah berjalan mendekati satu tahun itu, tentu telah membuat banyak kerugian dan korban di kedua pihak, terutama Ukraina yang menjadi sasaran invasi Rusia selama ini. Tak terkecuali kerugian materi akibat sejumlah kerusakan yang dialami Ukraina.
Hal tersebut terbukti dari laporan terbaru dari sebuah studi yang dilakukan oleh Kyiv School of Economics yang merinci kisaran kerusakan properti seperti rumah tempat tinggal, infrastruktur, sekolah, pertanian, transportasi, perdagangan, hingga fasilitas kesehatan.
Laporan tersebut juga telah dikutip dan dibagikan kembali oleh Wakil Pertama Menteri Luar Negeri Ukraina Emine Dzhepepar dalam sebuah cuitannya di Twitter dengan disertai tabel informasi kerugian Ukraina akibat kerusakan yang timbul dari peperangan Rusia terhadap Ukraina.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Dalam keterangan tertulisnya ia menyebutkan bahwa jumlah kerusakan infrastruktur yang dialami Ukraina berkisar USD138 miliar atau sekitar Rp2 kuadriliun dengan ratusan ribu bangunan hanncur yang terjadi hingga Desember 2022.
"Menurut Sekolah Ekonomi Kyiv (Kyiv School of Economics), jumlah total kerusakan infrastruktur Ukraina akibat perang telah meningkat menjadi hampir $138 miliar." tulis Emine Dzhepepar seperti dikutip penulis dari akun Twitter-nya pada Kamis (26/1).
"Hingga Desember, 149.300 bangunan tempat tinggal rusak atau hancur." tambahnya.
Namun jumlah tersebut berpeluang dapat berkembang, seiring kedua negara sejauh ini tampak belum memberikan sinyal kesepakatan perdamaian, sebaliknya justru berlanjut.
Terlebih, saat ini Ukraina juga dilaporkan mulai mendapatkan bantuan dari sekutunya untuk menghadapi Rusia. Salah satunya seperti Inggris yang secara positif siap membantu dengan pengiriman tank Challenger 2.
Sementara itu, negara-negara lain seperti Polandia juga ikut membantu mengirimkan tank tempur Leopard buatan Jerman ke Ukraina.
Meski sebelumnya Polandia membutuhkan persetujuan Jerman lebih dulu, karena terkendala aturan bahwa senjata militer buatan Jerman harus mendapatkan izin lebih agar dapat melakukan ekspor ke negara lain.
Di sisi lain, Amerika Serikat dengan tank M1 Abrams juga akan memperkuat kekuatan tempur Ukraina, termasuk Jerman yang selama ini tampak menahan diri, dikabarkan akan ikut mengirimkan tank Leopard 2-nya ke Ukraina. [ast/yoursay]