WahanaNews.co |
Guna menghindari tuduhan kriminal atas dugaan penyiksaan terhadap dua staf
butik, istri duta besar Belgia untuk Korea Selatan berencana menggunakan
kekebalan diplomatiknya.
Baca Juga:
Berikut Daftar 42 Situs Warisan Dunia Terbaru
Melalui pernyataan, Kedutaan Besar Belgia di Seoul
"telah menyatakan akan mempertahankan hak kekebalan bagi istri Duta Besar
Peter Lescouhier."
Sementara itu, Lescouhier mengatakan dia "sangat
menyesali insiden yang melibatkan istrinya" itu. Ia menuturkan "ingin
menyatakan permintaan maaf" atas istrinya.
Kepolisian Seoul dilaporkan telah memeriksa istri Lescouhier
awal Mei lalu. Menurut laporan pengaduan, insiden bermula ketika istri
Lescouhier tengah mencoba sejumlah pakaian di sebuah butik di kawasan elite
Seoul.
Baca Juga:
Jokowi Bertolak ke Belgia, Hadiri KTT ASEAN-Uni Eropa
Sesaat setelah keluar dari ruang ganti, istri Lescouhier
kemudian langsung bergegas meninggalkan butik hingga memicu seorang asisten
toko mengejarnya.
Seperti dilansir AFP, rekaman CCTV menunjukkan istri
Lescouhier menarik lengan salah satu karyawan butik yang mengejarnya dan
memukul kepalanya. Ia juga kedapatan menampar karyawan butik lainnya yang
mencoba menahannya.
Rekaman CCTV itu disebarkan oleh pihak korban dan
diberitakan secara luas di media lokal Korsel. Kedutaan Besar Belgia lantas
mengeluarkan permintaan maaf resmi melalui unggahan di Facebook kedutaan.
Namun, permintaan maaf itu memperkeruh keadaan setelah
terjemahan bahasa Korea dari pernyataan kedubes Belgia itu terdengar berpihak
istri dubes.
Kemarahan publik semakin menjadi setelah Kedubes Belgia
menyatakan bahwa istri Lescouhier akan menggunakan kekebalan diplomatik dalam
menghadapi gugatan para korban.
Unggahan permintaan maaf Kedubes Belgia di Facebook pun
semakin dihujani ribuan komentar negatif dari netizen.
"Saya mengerti diplomat diberi kekebalan hukum, tetapi
mengapa keluarga mereka juga diberikan hak seperti itu?" tanya salah satu
pengguna Naver, portal internet terbesar Negeri Ginseng.
"Insiden ini seharusnya tidak berlalu tanpa
konsekuensi," kata warganet Korsel lainnya. [qnt]