Akhmetov tidak mengatakan di mana tepatnya dia berada. Pada 16 Februari dia mengatakan berada di Mariupol. Saat itu dia telah mendapatkan informasi dari intelijen Barat bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina.
"Ambisi saya adalah kembali ke Mariupol dan menerapkan rencana (produksi baru) kami sehingga baja yang diproduksi Mariupol dapat bersaing di pasar global seperti sebelumnya."
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Akhmetov adalah orang terkaya Ukraina. Kerajaan bisnisnya menyusut sejak 2014, ketika Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dan dua wilayah timur Ukraina, Donetsk dan Luhansk yang memproklamasikan kemerdekaan dari Kiev.
Menurut majalah Forbes, kekayaan bersih Akhmetov pada 2013 mencapai US$ 15,4 miliar. Saat ini hartanya turun jadi US$ 3,9 miliar.
"Saat perang pecah pada 2014, kami kehilangan semua aset kami baik di Krimea dan di wilayah Donbas yang diduduki sementara. Kami kehilangan bisnis kami, tetapi itu membuat kami semakin tangguh dan kuat," katanya.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
"Saya yakin bahwa, sebagai bisnis swasta terbesar di negara itu, SCM akan memainkan peran kunci dalam rekonstruksi pasca-perang Ukraina," katanya. Ia mengutip para pejabat yang mengatakan kerusakan akibat perang telah mencapai US$ 1 triliun.
"Kami pasti akan membutuhkan program rekonstruksi internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya. "Saya percaya bahwa kita semua akan membangun kembali Ukraina yang bebas, Eropa, demokratis, dan sukses setelah menang dalam perang ini." [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.